Fundamental Tetap Kuat, Bank Sumsel Babel Bukukan Laba Rp475,80 Miliar di 2024

Fundamental Tetap Kuat, Bank Sumsel Babel Bukukan Laba Rp475,80 Miliar di 2024

Jakarta – Bank Sumsel Babel membukukan laba bersih Rp475,80 miliar pada akhir 2024. Secara tahunan (yoy), perolehan laba itu susut 18,53 persen.

Mengutip laporan keuangan publikasi bank ini pada Selasa, 8 April 2025, penurunan laba terjadi meskipun pendapatan bunga masih tumbuh positif sebesar 3,65 persen, dari Rp3,15 triliun menjadi Rp3,26 triliun. Sayangnya, lonjakan beban bunga yang mencapai 23,30 persen menjadi Rp886,56 miliar menggerus kinerja laba.

Akibat tekanan tersebut, pendapatan bunga bersih Bank Sumsel Babel yang dipimpin Achmad Syamsudin sebagai direktur utama ini terkikis 2,17 persen menjadi Rp2,37 triliun dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp2,43 triliun.

Baca juga: Mantap! Bank Banten Raih Laba Rp39,33 Miliar di 2024, Tumbuh 47,91 Persen

Penurunan ini turut tercermin dalam rasio net interest margin (NIM) yang menurun dari 7,18 persen menjadi 6,65 persen. Meski demikian, capaian NIM ini masih jauh di atas rata-rata industri di 2024 yang berada di kisaran 4,62 persen, menunjukkan bahwa Bank Sumsel Babel masih memiliki daya tarik atas margin keuntungan dari aktivitas penyaluran kredit.

Lebih jauh, tekanan tidak hanya datang dari beban bunga, melainkan juga dari sisi beban operasional. Beban operasional lainnya Bank Sumsel Babel tercatat meningkat 4,14 persen secara tahunan menjadi Rp1,66 triliun. Hal ini berdampak pada efisiensi bank yang tercermin dalam rasio BOPO (biaya operasional terhadap pendapatan operasional) yang naik dari 75,39 persen menjadi 79,61 persen. Biar begitu, rasio BOPO ini masih lebih efisien dibandingkan rata-rata industri yang berada di angka 81,30 persen.

Dari sisi fungsi intermediasi, Bank Sumsel Babel menunjukkan pertumbuhan positif. Dana pihak ketiga (DPK) tumbuh sebesar 2,82% menjadi Rp27,90 triliun dari sebelumnya Rp27,13 triliun. Pertumbuhan DPK ini ditopang oleh kenaikan simpanan dalam bentuk tabungan sebesar 7,55 persen dan deposito sebesar 6,42 persen. Sementara itu, giro mengalami kontraksi sebesar 12,13 persen, menjadi Rp5,19 triliun.

Kredit dan pembiayaan syariah juga meningkat sebesar 3,37 persen menjadi Rp24,49 triliun. Dengan penyaluran kredit yang sejalan dengan pertumbuhan DPK, rasio loan to deposit ratio (LDR) Bank Sumsel Babel berada pada posisi 87,77 persen, meningkat dari tahun sebelumnya di level 87,30 persen. Angka ini masih dalam rentang ideal menurut regulator (78-92 persen) dan sedikit di bawah rata-rata industri yang berada di angka 88,57 persen. Artinya, bank mampu menjaga keseimbangan antara penyaluran kredit dan likuiditas.

Adapun total aset Bank Sumsel Babel di 2024 tumbuh 2,27 persen menjadi Rp39,28 triliun. Sementara itu, kredit bermasalah (NPL) gross naik tipis dari 2,60 persen menjadi 2,73 persen, namun masih jauh di bawah ambang batas aman yang ditetapkan regulator sebesar 5 persen. Bahkan, NPL net justru membaik, turun dari 0,54 persen menjadi 0,50 persen, mencerminkan keberhasilan bank dalam pengelolaan risiko kredit.

Baca juga: Lampaui Target, Bank Kalbar Cetak Laba Rp135,43 Miliar di Maret 2025

Modal inti bank ini pun menguat 4,77 persen menjadi Rp4,61 triliun, yang berkontribusi pada kekokohan permodalan. Rasio kecukupan modal (CAR) tetap terjaga pada level tinggi, yaitu 22,50 persen, jauh di atas ketentuan minimum.

Dari sisi profitabilitas, return on assets (ROA) dan return on equity (ROE) mengalami penurunan masing-masing menjadi 1,64 persen dan 10,20 persen, dari sebelumnya 2,13 persen dan 13,66 persen. Penurunan ini tidak terlepas dari tekanan laba bersih dan efisiensi yang menurun.

Meskipun laba Bank Sumsel Babel tertekan, fundamental intermediasi dan likuiditas bank ini masih solid. Pertumbuhan DPK dan kredit yang positif, kualitas aset yang terjaga, serta rasio efisiensi dan likuiditas yang relatif sehat menjadi modal penting bagi Bank Sumsel Babel untuk memperkuat kinerjanya ke depan. (*) Ari Nugroho

Related Posts

Top News

News Update