Sementara untuk BPR, karena ukurannya lebih kecil dibanding bank umum pemeriksaannya dilakukan sekali setahun. Sehingga pengawasan tidak seintensif pengawasan bank umum. “Fraud di perbankan banyak terjadi di BPR. 80% penutupan BPR adalah karena fraud,” tukasnya. (Baca juga: Tanpa GCG, Banyak BPR Lakukan Fraud)
Namun demikian, Nelson optimis bahwa tindak pidana perbankan atau fraud akan menurun karena pihaknya gencar melakukan sosialisasi dan edukasi yang dinilai menjadi kunci keberhasilan menekan fraud perbankan.
“Karena peran pengawas ini penting. Semakin ditingkatkan kualitas dan intensitas pengawasan semakin pelaku fraud ini lebih bisa mengendalikan diri. Jadi makin takut temuan itu bisa dilakukan pengawas lebih cepat,” tuturnya. (*)
(Baca juga: OJK Rilis Buku Pahami dan Hindari Fraud Perbankan)