Jakarta – Tahun 2021 telah menorehkan sejarah baru bagi pasar modal Indonesia. Sebanyak 54 emiten telah melakukan penawaran umum perdana kepada publik (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) di tahun 2021 dengan nilai fund raised sebesar Rp62,61 triliun, yang merupakan nilai penggalangan dana tertinggi sepanjang sejarah BEI.
Di tahun 2022, tren yang sama diperkirakan akan kembali berulang mengingat perusahaan dan masyarakat kian optimistis dengan percepatan pemulihan perekonomian nasional.
Menyikapi tingginya minat masyarakat dalam membeli saham-saham perusahaan IPO, di awal tahun 2022 aplikasi investasi saham Stockbit telah menghadirkan fitur e-IPO yang memungkinkan para investor ritel di Indonesia untuk memantau daftar perusahaan yang akan melakukan IPO serta meningkatkan kesempatan mereka dalam mendapatkan alokasi penjatahan saham.
“Seperti yang kerapkali disampaikan oleh pendiri Stockbit, kesempatan bagi pengguna Stockbit untuk dapat mengikuti IPO secara full online merupakan bentuk komitmen kami dalam membuka dan memperluas akses masyarakat Indonesia terhadap pasar modal,” kata William, PR & Corporate Communication Lead Stockbit, Rabu, 16 Maret 2022.
William menambahkan, kehadiran fitur e-IPO di Stockbit menjadi sangat relevan mengingat fenomena IPO yang belakangan ini menjadi perbincangan sehari-hari di kalangan masyarakat pada umumnya.
Sebagaimana diketahui, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk, yang menjadi perusahaan induk hasil kolaborasi dua perusahaan digital karya anak bangsa (Gojek dan Tokopedia), telah melaksanakan sesi public expose pada tanggal 15 Maret 2022 dan kini sedang memasuki tahap penawaran awal. Adapun tahap ini berlangsung dari tanggal 15 Maret sampai 21 Maret 2022. Sementara itu, kisaran harga saham perusahaan dengan kode $GOTO di tahap ini adalah Rp316-346 per lembar saham.
“Bagi masyarakat dan pengguna yang berminat untuk ikut serta dalam IPO GOTO maupun perusahaan-perusahaan lainnya, fitur e-IPO Stockbit bisa menjadi opsinya karena pengguna tidak perlu mengisi dokumen fisik sama sekali. Kabar baiknya, seluruh tahapan e-IPO juga dapat langsung dimonitor di aplikasi Stockbit tanpa harus pindah aplikasi. Bagi pengguna yang baru pertama kali mengikuti IPO, prosesnya juga sangat mudah karena didukung oleh instruksi yang jelas dan UI/UX yang sederhana,” tambah William.
Kehadiran aplikasi Stockbit berdampak positif bagi perkembangan partisipasi masyarakat di pasar modal. Sebelumnya, akses investor ritel untuk berpartisipasi dalam pemesanan saham pasar perdana cukup terbatas. Dengan adanya fitur e-IPO, Stockbit berharap akan ada lebih banyak investor yang bisa berpartisipasi pada sebuah penawaran umum.
Untuk membuat pengalaman investasi jadi mudah dan sederhana, selain bermitra dengan Bank Central Asia (BCA) dan Bank Jago dalam hal pembukaan Rekening Dana Nasabah (RDN), Stockbit juga telah menghadirkan tools analisis saham yang komprehensif (Stockbit Pro), forum sosial untuk saling berdiskusi antarpengguna (Stockbit Stream), Analyst Rating, Exercise Rights & Warrant, Intraday Charts, dan latihan investasi saham dengan simulasi (Stockbit Virtual Trading). Sementara itu, untuk memberikan kesempatan bagi masyarakat Indonesia belajar saham dari nol secara profesional dari mentor yang telah berpengalaman, Stockbit menghadirkan Stockbit Academy yang dapat diakses secara gratis.
Dari segi jumlah investor saham, di awal tahun 2016, jumlah investor saham tercatat sebanyak 434 ribu orang, sementara di akhir Februari 2022 angkanya telah menyentuh 3,65 juta orang. Menyikapi tren positif ini, Stockbit berkomitmen untuk terus berinovasi dalam menghadirkan pengalaman berinvestasi yang aman sambil menghadirkan fitur-fitur yang relevan dengan kebutuhan pengguna.
“Merupakan komitmen kami untuk menghadirkan pengalaman berinvestasi yang aman, mudah, dan menyenangkan bagi para pengguna, namun di saat bersamaan, turut mendukung perekonomian nasional dengan cara memperluas akses masyarakat terhadap pasar modal,” tutup William. (*)