Jakarta — Layanan keuangan berbasis teknologi (financial technology/ fintech) saat ini berkembang dengan pesat sejalan dengan kemajuan teknologi.
Namun sayangnya fintech yang ada saat ini dianggap belum bisa mempersempit gap atau jarak antara masyarakat kelas menengah ke bawah dengan golongan masyarakat kelas atas.
Bahkan Analis Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira Adhinegara mengungkapkan Fintech yang model ideal seperti apa belum dirumuskan.
“Di sini peran otoritas dibutuhkan. Namun saat ini regulator sendiri masih terlihat malu-malu karena menganggap risiko di fintech dianggap lebih besar,” kata Bhima di Jakarta, Rabu, 20 September 2017.
Ia pun berharap ke depan fintech dimanfaatkan pemain-pemain lama yang justru melebarkan kesenjangan. Apalagi sejauh ini arah fintech belum jelas. “Diharapkan fintech seperti benar-benar bisa berguna buat masyarakat,” jelasnya. (Bersambung ke halaman berikutnya)
Page: 1 2
Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III 2024 tumbuh… Read More
Jakarta - Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur (Bank NTT) menyatakan ingin tetap menjadi bank… Read More
Jakarta – Pengangkatan Simon Aloysius Mantiri dan Mochamad Iriawan, yang lebih dikenal sebagai Iwan Bule,… Read More
Jakarta - Ada kabar gembira bagi para pemegang saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO).… Read More
Jakarta - Satuan Tugas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal atau Satgas PASTI pada periode Agustus hingga… Read More
Jakarta - Bank Mandiri konsisten mendukung pertumbuhan ekonomi kerakyatan dengan mengandalkan transformasi digital. Melalui wholesale… Read More