Ilustrasi: Gedung FIFGROUP/istimewa
Jakarta – Anak perusahaan PT Astra International Tbk, PT Federal International Finance (FIFGroup) membeberkan akan menggenjot pembiayaan sektor multiguna. Saat ini, porsi pembiayaan multiguna perseroan sekitar 30 persen dari total portofolio bisnis perseroan.
Corporate Planning & Communication Division Head PT Federal International Finance atau FIFGroup Benny Setiawan optimistis pembiayaan multiguna bakal terus tumbuh seiring dengan peningkatan kebutuhan masyarakat terhadap dana tunai.
“Kebutuhan akan dana multiguna ini akan jalan terus. Dibanding mereka (konsumen) terjerat pinjol, lebih baik mereka menjaminkan. Dengan jaminan itu mereka bisa kredit dana tunai ke kita dengan bunga yang jauh lebih murah daripada pinjol,” jelas Benny kepada media baru-baru ini.
Baca juga: Strategi FIFGroup Jaga Loyalitas Nasabah
Lebih jauh dia menjelaskan, pembiayaan multiguna sangat membantu konsumen yang ingin mendapatkan “dana segar” yang cepat untuk memenuhi sejumlah kebutuhan, salah satunya adalah dana sekolah anak.
“Konsumen kita biasa digunakan untuk kebutuhan mendadak seperti dana sekolah anak. Sedangkan rata-rata ticket size pinjaman multiguna di kami Rp8-10 juta. Plafonnya kurang lebih 70 persen dari harga taksiran motor (jaminan),” jelasnya.
Untuk pembiayaan multiguna, FIFGroup memiliki layanan bernama DANASTRA. Layanan ini konsisten mengalami pertumbuhan. Hingga kuartal I 2025, tercatat pembiayaan ini mengalami peningkatan 21,62 persen year on year (yoy) menjadi Rp4,26 triliun.
Sementara pembiayaan perseroan saat ini memang masih didominasi pembiayaan kendaraan motor Honda sekitar 60 persen dari portofolio bisnis. Adapun pembiayaan multiguna berada di kisaran 30 persen.
“Kalau motor baru masih sekitar 60 persen. Tapi multigunanya terus membesar lebih kurang 30 persen,” jelas Benny.
Sementara di tengah tekanan daya beli masyarakat yang menurun, pembiayaan motor baru FIFGroup tetap mengalami pertumbuhan sekira 3 persen di Mei 2025.
Baca juga: FIF Bukukan Laba Bersih Rp1,13 Triliun di Kuartal I 2025, Ini Penopangnya
“Dibanding tahun lalu, masih tumbuh tipis. Masih tumbuh 3 persen, memang jauh di bawah harapan kita ya,” ujar Benny.
Untuk kualitas pembiayaannya, Benny tak menampik rasio non performing financing (NPF) perseroan mengalami tekanan pada semester I 2025. Namun, pihaknya berusaha memperbaiki rasio NPF hingga akhir tahun ini.
“So far sih kita melihatnya di semester II ini bisa melakukan perbaikan kualitas. Sehingga di akhir tahun ini, kita targetkan angka NPF sekitar 1,2 – 1,3 persen,” tutupnya. (*)
Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More
Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More
Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More
Poin Penting Bank Mandiri raih 5 penghargaan BI 2025 atas kontribusi di makroprudensial, kebijakan moneter,… Read More
Poin Penting Menhut Raja Juli Antoni dikritik keras terkait banjir dan longsor di Sumatra, hingga… Read More
Poin Penting Roblox resmi ditunjuk DJP sebagai pemungut PPN PMSE, bersama empat perusahaan digital lainnya.… Read More