Moneter dan Fiskal

FEKDI Kembali Digelar, Tekankan Pentingnya Sinergitas Ekonomi Digital

Poin Penting

  • FEKDI 2025 resmi digelar bersamaan dengan IFSE, sebagai bentuk sinergi BI dan OJK dalam memperkuat ekosistem ekonomi digital nasional.
  • Pengguna QRIS tembus 57 juta, dengan 30 juta di antaranya merupakan pelaku UMKM, mencerminkan kemajuan inklusi keuangan digital.
  • BI percepat digitalisasi sistem pembayaran hingga 2030 dan perluas kerja sama QRIS lintas negara ke Korea Selatan, India, dan Arab Saudi.

Jakarta – Bank Indonesia (BI) kembali menggelar Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) yang berlangsung pada 30 Oktober hingga 1 November 2025.

Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan, penyelenggaraan FEKDI tahun ini bersinergi dengan Indonesia Fintech Summit and Expo (IFSE) 2025 yang diselenggarakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

“Ini sebagai sinergitas untuk mendukung salah satu program Bapak Presiden, Asta Cita adalah digitalisasi ekonomi keuangan di Indonesia,” ujar Perry dalam keterangannya di Jakarta, Kamis, 30 Oktober 2025.

Baca juga: Bos BI Ungkap 5 Langkah Strategis Hadapi Tantangan Ekonomi Regional

Lebih lanjut, Perry menjelaskan, terdapat tiga poin penting dari penyelenggaraan FEKDI dengan IFSE tahun ini.

Pertama, peningkatan signifikan jumlah pengguna QRIS, yang kini telah mencapai 57 juta pengguna, dengan sekitar 30 juta di antaranya merupakan pelaku UMKM.

“QRIS sudah 57 juta pengguna dan sekitar 30 juta itu adalah UMKM. Akhirnya dengan QRIS dan BI Fast yang murah ini mendigitalkan Indonesia termasuk ekonomi dan keuangan inklusif,” imbuhnya.

Baca juga: BI Mulai Uji Coba QRIS di Korea Selatan

Poin kedua, kegiatan tersebut menjadi wujud penguatan sinergi antara Pemerintah, BI, OJK, Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI), dan Asosiasi Fintech Pendananaan Bersama Indonesia (AFPI) dalam mendorong ekosistem digital nasional.

Percepat Digitalisasi Sistem Pembayaran 2030

Adapun, untuk mempercepat transformasi digital, BI akan melanjutkan implementasi Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2030.

“Apa yang kita lakukan? Yaitu satu, memperkuat infrastruktur sistem pembayaran, BI Fast yang baru kita akan bangun, industri fast payment juga kita akan bangun, RTGS yang baru kita bangun, dan juga bagaimana infrastruktur data itu kita bangun,” ujar Perry.

Baca juga: Batas Minimum RTGS Direvisi, Ini Penjelasan Gubernur BI

Selanjutnya, poin ketiga, BI terus memperluas penggunaan QRIS Lintas Negara (cross border).

Setelah sukses diterapkan di Malaysia, Singapura, Thailand, Jepang, dan China, tahun ini kerja sama serupa juga dilakukan dengan Korea Selatan, serta akan diperluas ke India dan Arab Saudi. (*)

Editor: Yulian Saputra

Khoirifa Argisa Putri

Recent Posts

BAKN DPR Minta Aturan Larangan KUR bagi ASN Ditinjau Ulang, Ini Alasannya

Poin Penting BAKN DPR RI mendorong peninjauan ulang aturan KUR, khususnya agar ASN golongan rendah… Read More

9 mins ago

IHSG Sesi I Ditutup Menguat ke 8.655 dan Cetak ATH Baru, Ini Pendorongnya

Poin Penting IHSG menguat ke 8.655,97 dan sempat mencetak ATH baru di level 8.689, didorong… Read More

1 hour ago

Konsumsi Produk Halal 2026 Diproyeksi Tumbuh 5,88 Persen Jadi USD259,8 Miliar

Poin Penting Konsumsi rumah tangga menguat jelang akhir 2025, didorong kenaikan penjualan ritel dan IKK… Read More

2 hours ago

Menteri Ara Siapkan Ratusan Rumah RISHA untuk Korban Banjir Bandang Sumatra, Ini Detailnya

Poin Penting Kementerian PKP tengah memetakan kebutuhan hunian bagi korban banjir bandang di Sumatra melalui… Read More

3 hours ago

Livin’ Fest 2025 Resmi Hadir di Bali, Bank Mandiri Dorong UMKM dan Industri Kreatif

Poin Penting Livin’ Fest 2025 resmi digelar di Denpasar pada 4-7 Desember 2025, menghadirkan 115… Read More

3 hours ago

Sentimen The Fed Bisa Topang Rupiah, Ini Proyeksi Pergerakannya

Poin Penting Rupiah berpotensi menguat didorong ekspektasi kuat pasar bahwa The Fed akan memangkas suku… Read More

4 hours ago