Perbankan

Fee Based Income BSI Tumbuh 34 Persen Didukung Bisnis Emas

Jakarta – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mencatat pertumbuhan fee based income (FBI) sebesar 34,33 persen year on year hingga Juli 2025.

Pencapaian itu didorong oleh tiga segmen utama, yaitu bisnis emas, treasury, dan e-channel. Bisnis emas mencatat pertumbuhan lebih dari 60 persen, sementara treasury dan e-channel masing-masing tumbuh sekitar 30 persen dan 20 persen.

Corporate Secretary BSI, Wisnu Sunandar, mengatakan pertumbuhan bisnis emas memberikan kontribusi signifikan.

“Emas masih jadi investasi yang digemari masyarakat sejalan sifatnya yang safe haven, mudah, dan tahan terhadap inflasi. Untuk itu, kami terus mendorong inovasi investasi emas melalui BSI Emas, Cicil Emas, Gadai Emas, dan BSI Gold,” ujarnya, Rabu, 10 September 2025.

Baca juga: Pembiayaan Cicil Emas BSI Melesat 117,35 Persen di Juli 2025

Layanan BSI Emas sendiri telah diresmikan Presiden RI Prabowo Subianto pada 26 Februari 2025. Hingga saat ini, total emas yang tercatat dalam layanan itu telah menembus 1 ton.

Sejalan dengan itu, saldo BSI Emas dalam gramase tumbuh 110 persen year to date hingga Juni 2025, sementara jumlah transaksi pembelian emas melalui aplikasi BYOND meningkat 191 persen pada periode yang sama.

Wisnu menambahkan inovasi itu tidak hanya mendukung pembiayaan, tapi juga meningkatkan pendapatan berbasis komisi.

“BSI terus menggali potensi bisnis yang sehat dan sustain serta inovasi layanan dan produk yang optimal kepada nasabah. BSI memiliki beberapa produk dengan unique value proposition, terutama bisnis emas dan haji,” katanya.

Baca juga: Direstui OJK, Anggoro Eko Cahyo Kini Efektif Jadi Dirut BSI

Menurutnya, pengembangan islamic ecosystem menjadi strategi utama BSI dalam menjaga kinerja jangka panjang.

“BSI terus mengembangkan islamic ecosystem mulai dari hulu hingga hilir dalam bentuk ekosistem end to end, mulai dari pendanaan, pembiayaan, hingga transaksi melalui BSI. Harapannya ini akan jadi satu ekosistem bisnis yang mendorong fee based income. Kami bersyukur pemilihan bisnis yang tepat saat ini membantu mendorong kinerja perusahaan,” tutup Wisnu. (*) Ari Nugroho

Galih Pratama

Recent Posts

Balikkan Keadaan, Emiten PEHA Kantongi Laba Bersih Rp7,7 M di September 2025

Poin Penting PT Phapros Tbk (PEHA) mencetak laba bersih Rp7,7 miliar per September 2025, berbalik… Read More

35 mins ago

Unilever Bakal Tebar Dividen Interim Rp3,30 Triliun, Catat Tanggalnya!

Poin Penting Unilever Indonesia membagikan dividen interim 2025 sebesar Rp3,30 triliun atau Rp87 per saham,… Read More

41 mins ago

Hadapi Disrupsi Global, Dua Isu Ini Menjadi Sorotan dalam IFAC Connect Asia Pacific 2025

Poin Penting IFAC menekankan pentingnya kolaborasi regional untuk memperkuat profesi akuntansi di Asia Pasifik, termasuk… Read More

1 hour ago

BAKN DPR Minta Aturan Larangan KUR bagi ASN Ditinjau Ulang, Ini Alasannya

Poin Penting BAKN DPR RI mendorong peninjauan ulang aturan KUR, khususnya agar ASN golongan rendah… Read More

2 hours ago

IHSG Sesi I Ditutup Menguat ke 8.655 dan Cetak ATH Baru, Ini Pendorongnya

Poin Penting IHSG menguat ke 8.655,97 dan sempat mencetak ATH baru di level 8.689, didorong… Read More

3 hours ago

Konsumsi Produk Halal 2026 Diproyeksi Tumbuh 5,88 Persen Jadi USD259,8 Miliar

Poin Penting Konsumsi rumah tangga menguat jelang akhir 2025, didorong kenaikan penjualan ritel dan IKK… Read More

4 hours ago