Jakarta–PT Monex Investindo Futures menilai, potensi kenaikan tingkat suku bunga Federal Reserve AS (Fed Fund rate) pada pengujung 2017 akan memicu pelarian dana dari dalam negeri ke aset safe haven, terutama dollar AS dan emas.
Kepala Riset Monex, Ariston Tjendra memperkirakan, hingga akhir tahun ini The Fed masih akan menaikkan tingkat suku bunga sebesar 25 basis poin (poin), sehingga akan mendorong penguatan dollar AS terhadap sebagian besar mata uang emerging markets.
“Ekspektasi pasar yang memandang bahwa suku bunga The Fed akan naik, maka dollar AS akan menekan semua mata uang emerging market, termasuk rupiah,” ujar Ariston di sela-sela acara “Exclusive Monex Trading Seminar” di Jakarta, Kamis, 14 September 2017.
Dia menyebutkan, selain katalis The Fed, tingkat volatilitas di pasar forex lebih besar dipengaruhi ketegangan geopolitik antara Korea Utara dan AS.
Sementara pola apresiasi rupiah terhadap dollar dipengaruhi oleh penurunan suku bunga Bank Indonesia (BI) 7day (Reverse) Repo Rate menjadi 4,5 persen. “Selain itu, adanya pernyataan dari Menteri Keuangan Sri Mulyani bahwa current account deficit akan terus menurun,” jelas Ariston.
Namun demikian, jelas dia, potensi peningkatan inflasi dan pertumbuhan ekonomi di AS yang akan mendasari kenaikan Fed Fund rate pada Desember 2017, diyakini akan memicu penguatan dollar AS menjelang akhir tahun.
“Terlebih lagi, kalau ketegangan Korea Utara berlanjut, maka akan terjadi tekanan pada Yen Jepang. Sehingga, akan terjadi pelarian dana ke aset safe haven, seperti dollar AS, emas maupun Franc,” tutupnya. (*)
Editor: Paulus Yoga