Jakarta – Satuan Tugas Penanganan Covid-19 (Satgas Covid-19) menilai, faktor ekonomi masih menjadi alasan kuat masyarakat enggan untuk melakukan test Covid-19.
Tim Pakar Satgas Covid-19 Bidang Perubahan Perilaku Turro Wongkaren menjelaskan, masyarakat tidak mau melakukan testing karena takut tidak bisa mencari nafkah bila terbukti positif covid-19. Sebab, jika terinfeksi Covid-19 maka orang tersebut harus menjalani isolasi mandiri 14 hari di rumah dan tidak bisa bekerja.
“Untuk beberapa kalangan mungkin harus isolasi 2 minggu ya nggak apa, tapi untuk kalangan seperti office boy, atau penjual bakso segala macam itu (bekerja) penting sekali untuk kehidupan mereka,” kata Turro pada diskusi Satgas Covid-19 melalui kanal Youtube BNPB Indonesia, Selasa 24 November 2020.
Selain faktor ekonomi, Turro menambahkan, terdapat faktor budaya dan stigma masyarakat yang enggan untuk menjalankan tes covid-19. Menurutnya masih banyak stigma negatif dari pasien covid-19 yang menyebabkan pengucilan di masyarakat.
“Pasti orang takut kalau nanti dia ternyata positif atau reaktif. Apa yang akan orang katakan, apa kata orang kalau sampai dia kemudian positif Covid-19. Bagaimana kalau ternyata saya harus dikucilkan oleh keluarga besar saya atau yang lainnya,” tambah Turro.
Seperti diketahui, hingga awal November 2020 angka testing di Indonesia baru mencapai 232 ribu orang per minggunya. Angka ini berada pada level 86% dari target yang ditetapkan oleh WHO. (*)
Editor: Rezkiana Np