Jakarta – Ekonom senior Indonesia, Faisal Basri, membeberkan seperti apa perkembangan politik dan ekonomi Indonesia di masa pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka selaku presiden dan wakil presiden terpilih.
Dari aspek politik, salah satu yang paling mencolok menurut Faisal adalah hampir tidak adanya oposisi di pemerintahan. Mayoritas akan bergabung dengan kabinet Prabowo-Gibran, kecuali PDI Perjuangan.
“Secara politik tidak akan banyak perubahan. Kita lihat, checks and balances akan sama saja jeleknya. Hampir semua partai, kecuali PDI Perjuangan, akan bergabung dengan pemerintahan,” ungkap Faisal dalam acara Infobank bertajuk Non-Bank Financial, pada sesi special sharing bertemakan “Arah Kebijakan Ekonomi dan Politik Pada Era Pemerintahan Baru,” Jumat, 26 Juli 2024.
Faisal mengkhawatirkan, Prabowo akan melanjutkan program Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menurutnya, banyak melenceng. Jika hal tersebut berlanjut, Faisal memprediksi akan ada kekacauan di Indonesia pada 2026 mendatang.
Baca juga: Menko Airlangga Optimistis Ekonomi RI Semester I 2024 Berada di Kisaran 5 Persen
“Jika Prabowo melanjutkan program Jokowi yang banyak melencengnya dan tidak menunjukkan prioritas permasalahan yang dihadapi bangsa ini, maksimal 2026 akan terjadi malapetaka buat kita,” tutur Faisal.
Ini disebabkan, karena daya dukung konsumsi sosial masyarakat Indonesia diproyeksi hanya mencapai 2026. Faisal sendiri berharap kalau kekacauan ini tidak sampai terjadi.
Tetapi, Faisal mengemukakan, hal berbeda jika Prabowo memperbaiki “masalah” yang disebabkan Jokowi. Menurut Faisal, andai Prabowo memanggil orang-orang kompeten dan berintegritas, mengevaluasi program-program yang kurang tepat arahnya, dan membuat kebijakan yang “menggigit”, bisa saja akan ada perubahan nyata untuk Indonesia.
“Optimisme menyembur, membuka era baru atau renaissance. Ini bisa terjadi di era Prabowo,” tambahnya.
Dalam hal ini, Faisal mengaku kalau ia mencoba untuk berpikir positif dan optimis akan terjadinya perubahan. Tetapi, hingga saat ini, Faisal merasa belum ada tanda-tanda perubahan dari pemerintahan ini.
Jika ingin ada perubahan nyata, Prabowo perlu memperkuat tata kelola pemerintahan dan meningkatkan integritas dari orang-orang di dalamnya. Jika tidak ada perubahan, maka target pemerintah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen sulit terwujud.
Baca juga: Standard Chartered Perkirakan Ekonomi RI 2024 Stabil di Level 5,1 Persen
“Untuk mencapai (pertumbuhan ekonomi) 8 persen dan segala macam itu bisa. Tapi, KPK-nya diperkuat, korupsinya diturunkan, itu bisa. Nah, kalau kita lihat, the way Prabowo melakukan tindakan-tindakan, itu belum menunjukkan (perlakuan) seperti itu,” kata Faisal.
“Tapi, mudah-mudahan, setidaknya menjelang atau hari-hari pertama dilantik, akan ada blueprint baru yang membuat kita optimis,” tambahnya.
Dengan demikian, Faisal meminta agar orang-orang untuk menumbuhkan rasa optimis terhadap pemerintahan di era Prabowo. Dan ia juga ingin melihat masyarakatnya bisa berbuat sesuatu untuk mewujudkan perubahan ini. (*) Mohammad Adrianto Sukarso
Jakarta - PT Daya Intiguna Yasa Tbk (MDIY) atau emiten ritel Mr.DIY, menyatakan bahwa raihan… Read More
Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I hari ini, Kamis, 19… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) akan memperluas layanan BI FAST dengan menghadirkan fitur transaksi kolektif (bulk… Read More
Jakarta – Harga saham PT Daya Intiguna Yasa Tbk (MDIY) anjlok 24,24 persen atau terkena… Read More
Jakarta - Wakil Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Jakarta sekaligus Anggota Dewan Komisioner… Read More
Bali - Bank Mandiri terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung sektor kesehatan melalui penyediaan solusi perbankan… Read More