Jakarta – Pandemi Covid-19 telah membuat sepertiga total populasi dunia sekarang didalam situasi lockdown, milyaran dari mereka harus bekerja dari rumah (Work from Home), disaat yang bersamaan puluhan juta orang kehilangan pekerjaan. Hal ini adalah dampak jangka dekat yang telah banyak terlihat saat ini.
Global Indonesia Professionals’ Association (GIPA), yang merupakan asosiasi untuk profesional dan eksekutif di luar negeri ini, juga melihat banyak dampak signifikan dalam dunia pasca Covid-19.
Oleh itu GIPA menggandeng World Economic Forum (WEF) untuk menyelenggarakan sebuah forum virtual yang membahas “Future of Workforce in the Post Covid-19 World” di tanggal 25 April 2020 yang dihadiri oleh lebih dari 400 orang dari 75 kota di 30 lebih negara sedunia.
“Forum virtual ini merupakan serangkaian Global Connect Series bertujuan untuk membawa perspektif global dan industri tren serta inovasi terdepan ke Indonesia melalui jaringan kami,” kata Steven Marcelino, Chairman untuk GIPA di London.
Handry Satriago, CEO dari General Electric Indonesia di acara ini berdikusi mengenai perubahan cara kerja yang akan terjadi sesudah COVID-19 dan bagaimana Indonesia perlu mempersiapkan diri untuk era yang akan datang.
Handry yang juga sempat pernah diundang berbicara di Inggris Raya dua tahun lalu, menyampaikan bahwa krisis covid-19 ini mungkin bisa menjadi blessing in disguise karena kapabilitas untuk produksi oleh industri lokal akan dipercepat, seperti memproduksi ventilator ataupun perlengakapan medis.
Oleh sebab itu, Pemimpin masa depan (Leaders of Future) ujarnya perlu melakukan enam hal untuk mempersiapkan diri dalam dunia pasca covid-19 diantaranya:
Pertama Embrace the Reality, hadapilah realita bawah krisis pandemic ini akan berlangsung cukup berkepanjangan dan bukan hanya sesaat saja dan persiapan terburuk harus dimiliki.
Kedua, Redefine What’s Winning, perlunya identifikasi dari kemenangan, bukan dari target KPI normal. Namun membantu kolega, kolaborasi dan inovasi yang dihasilkan dari format virtual yang baru
Tiga, Tell stories, milikilah kemampuan untuk artikulasi story yang baik menggunakan storytelling skills di kondisi yang sangat kompleks dan penuh dengan ketidakpastian.
Empat, Optimize Talent Strategy, esensi dari pekerjaan akan berubah secara drastis, perlu kombinasi skills yang berbasiskan teknologi. Namun semuanya tidak bisa hanya mengandalkan teknologi, harus ada kombinasi yang cukup dengan elemen manusiannya.
Lima, Change Gears, perlunya mengganti gigi pada saat situasi yang sulit, dilakukan di momen yang tepat secara decisive.
Enam, Execute with optimism, rencana perlu dieksekusi dengan optimisme, tidak ada ruangan untuk pesimisme. (*)