Jakarta – Seakan jamur di musim hujan, bank-bank digital saat ini semakin banyak bermunculan dan menawarkan layanannya. Menanggapi hal ini, Direktur Celios (Center of Economic and Law Studies) Bhima Yudhistira mengungkapkan ada empat dukungan yang dibutuhkan bank digital untuk terus eksis di Indonesia.
“Bank Digital memerlukan beberapa dukungan ekosistem. Pertama bank digital jangan hanya jago di Jabodetabek saja, namun juga mendorong penyaluran kredit di luar Jawa, syarat utamanya adalah koneksi internet yang stabil dan internet coverage di daerah-daerah yang masih terpencil,” jelas Bhima pada gelar wicara virtual yang diselenggarakan Infobank dengan tema Peluang Bank Digital: Memperkuat Ekosistem Perekonomian Digital, Jumat, 20 Agustus 2021.
Kemudian, dukungan selanjutnya adalah kesesuaian layanan dengan kebutuhan pelaku usaha. Bank digital perlu memberikan layanan dan penyaluran kredit yang lebih mudah dan cepat, sesuai dengan keinginan konsumen. Dengan demikian, pelaku usaha bisa memanfaatkan layanan tersebut untuk meningkatkan bisnisnya.
“Misalnya, apakah teknologi QR Code dalam kondisi pandemi seperti sekarang masih adaptif? Atau diperlukan teknologi lain yang berubah seiring dengan perubahan perilaku konsumen,” jelas Bhima.
Dukungan berikutnya adalah perlindungan data pribadi dan cyber security. Hal ini penting untuk meningkatkan kepercayaan nasabah terhadap layanan bank-bank digital. Direktur Celios ini menyarankan agar OJK membuat kompetisi hacking yang dimaksudnya untuk menguji kekuatan sistem keuangan perbankan digital.
Lalu, dukungan keempat dan terakhir adalah regulasi yang inovatif tapi masih dalam prinsip kehati-hatian. OJK perlu membuat peraturan yang tidak terlalu kaku agar tidak mengganggu ekosistem bisnis, namun juga tidak terlalu longgar agar tidak terjadi pelanggaran oleh oknum siber. Melalui keempat dukungan ini, bank digital bisa menjadi lebih kuat dan aman bagi setiap nasabah yang menggunakannya. (*)
Editor: Rezkiana Np