Ia menjelaskan, perbankan memang mengeluarkan biaya sekitar USD2 untuk pembuatan kartu e-money saja, belum lagi untuk memasukkan data dan membayar tim penjualan. Namun demikian untuk melancarkan elektronifikasi tol, semua pihak yang terlibat mendukung kelancaran distribusi kartu e-money yang Kebutuhan jumlah kartunya sekitar 3 juta kartu untuk seluruh pengguna jalan tol. “Saat ini telah terjual dan terdistribusi sebesar kurang lebih 1,5 juta (kartu),” imbuh Pungky.
Namun demikian, ia mengaku terdapat potensi distribusi kartu yang tidak merata di seluruh ruas tol. “BI minta pengawasan distribusi kartu tol uang elektronik tepat sasaran, tidak kulakan. Terlebih dalam program diskon 100 persen,” tandasnya.
Baca juga: Kejar target, Elektronifikasi Tol Jabodetabek Sudah 84%
Sementara bank-bank yang terlibat dalam proses elektronifikasi tol tersebut antara lain Bank Mandiri dengan E-money Mandiri, Bank Central Asia (Flazz BCA), Bank Negara Indonesia (BNI TapCash), Bank Rakyat Indonesia (Brizzi) dan Bank Tabungan Negara (Blink BTN). Menurut Pungky, pihaknya di bank sentral tengah memproses perizinan untuk tiga bank lain.
“Sudah dibuka untuk bank lainnya buktinya BCA sudah masukkan. Sekarangkan baru ada 5 bank. Nanti Desember 2017 tambah 3 bank lagi, yaitu Bank Nobu, Bank DKI sama Bank Mega,” ujar Pungky di Jakarta, Selasa, 10 Oktober 2017. (*)