Analisis

Ekspor Melandai, Hal Ini yang Harus Jadi Perhatian

Jakarta – Kinerja ekspor dalam negeri cenderung melandai. Merujuk catatan Badan Pusat Statistik (BPS), kinerja ekspor Indonesia per Oktober 2022 tumbuh 12,30% atau melambat ketimbang periode yang sama 2021 yang mampu tumbuh 53,80%.

Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef), M Nawir Messi mengungkapkan, penurunan ini harus menjadi perhatian bersama. Karena, sejak Mei hingga Oktober 2022 tren pertumbuhan ekspor terus melandai.

“Saya ingin kita agak waspada, karena sejak April-Mei sebenarnya perkembangan ekspor itu cenderung semakin menurun atau melandai. Memang kalau kita melihat atau dibandingkan secara bulanan setiap tahun itu ada kecenderungan penurunan pada pertengahan tahun dan biasanya akan meningkat lagi,” ujarnya dalam acara Indef School of Political Economy (ISPE), yang digelar di kantornya, di Jakarta, Rabu, 14 Desember 2022.

Nawir berharap, penurunan ini bukan sebagai pertanda dari semakin kencangnya pengaruh global ke dalam kinerja pendanaan internasional di dalam negeri. “Penurunan ini mudah-mudahan bukan pertanda dari semakin masuknya pengaruh global ke dalam kinerja pendanaan internasional kita,” terangnya.

Lebih lanjut, Nawir menjelaskan bahwa ada dua hal yang menyebabkan kinerja ekspor tidak berlari kencang dan harus menjadi perhatian bersama. Pertama, terkait persoalan current account deficit atau neraca transaksi berjalan. Di mana permasalahan yang timbul disebabkan dari struktur ekspor yang sangat sensitif terhadap kondisi global.

“Kedua, ekspor itu banyak yang bilang bahwa ekspor itu bawa barang ke Eropa, Amerika, Jepang, duitnya mampir ke Singapura dan itu sangat banyak yang menyebabkan catatan ekspor itu tidak bisa mendukung neraca transaksi berjalan, padahal pasar selalu menjadikan kondisi current account deficit itu selalu jadi acuan di dalam transaksi-transaksi finansial,” tegas Nawir. (*) Bagus Kasanjanu

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Harita Nickel Raup Pendapatan Rp20,38 Triliun di Kuartal III 2024, Ini Penopangnya

Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More

6 hours ago

NPI Kuartal III 2024 Surplus, Airlangga: Sinyal Stabilitas Ketahanan Eksternal Terjaga

Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More

6 hours ago

Peluncuran Reksa Dana Indeks ESGQ45 IDX KEHATI

Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More

8 hours ago

Pacu Bisnis, Bank Mandiri Bidik Transaksi di Ajang GATF 2024

Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More

8 hours ago

Eastspring Investments Gandeng DBS Indonesia Terbitkan Reksa Dana Berbasis ESG

Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More

10 hours ago

Transaksi Kartu ATM Makin Menyusut, Masyarakat Lebih Pilih QRIS

Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More

10 hours ago