Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan terjadi peningkatan ekspor dan penurunan impor pada Agustus 2023. Nilai ekspor Agustus 2023 sebesar USD22 miliar atau naik 5,47 persen secara bulanan (mtm), dibandingkan bulan sebelumnya pada Juli 2023 yang sebesar USD20,86 miliar.
Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti menyebutkan, secara bulanan, kenaikan nilai ekspor terjadi pada migas dan nonmigas. Nilai ekspor mengalami kenaikan sebesar 5,47 persen secara bulanan, tetapi menurun cukup dalam sebesar 21,21 persen secara tahunan (yoy).
Secara rinci, ekspor migas turun sebesar 7,50 persen atau secara nilai sebesar USD1,32 miliar, dibandingkan pada Juli 2023 sebesar USD1,26 miliar.
Baca juga: Berkat Kebijakan Hilirisasi Jokowi, BPS Sebut Ekspor Nikel RI Naik 5 Kali Lipat
“Kenaikan migas sebesar persen dikarenakan peningkatan nilai ekspor komoditas hasil minyak yang naik 40,25 persen, dibandingkan bulan sebelumnya,” ujar Amailia dalam Rilis BPS, Jumat 15 September 2023.
Sementara untuk ekspor non migas meningkat sebesar 5,53 persen atau sebesar USD20,69 miliar pada Agustus 2023, dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar USD19,64 miliar.
“Kinerja ekspor bulan Agustus ini didorong oleh kenaikan ekspor non migas, utamanya dari kelompok biji logam, tera, dan abu. Kemudian, lemak dan minyak hewan nabati, serta pakaian dan aksesoris terutama rajutan,” jelasnya.
Bila dilihat secara yoy, nilai ekspor Agustus 2023 mengalami penurunan cukup dalam dibandingkan dengan tahun sebelumnya pada periode yang sama. Pada Agustus 2023 nilai ekspor mengalami penurunan sebesar 21,21 persen yoy menjadi USD22 miliar dibandingkan Agustus 2022 sebesar USD27,93 miliar.
“Secara tahunan, penurunan terjadi baik pada ekspor migas maupun non migas. Penurunan nilai ekspor ini melanjutkan tren yang terjadi sejak awal tahun 2023 seiring dengan menurunnya harga komoditas unggulan di pasar global yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan tahun lalu,” pungkasnya.
Sementara itu, nilai impor pada Agustus 2023 mencapai USD18,88 miliar atau turun 3,53 persen mtm dibandingkan Juli 2023 yang sebesar USD19,57 miliar.
“Total nilai impor kembali mengalami penurunan secara bulanan setelah pada bulan sebelumnya mengalami penurunancukup dalam,” kata Amalia.
Menurutnya, hal ini didorong karena adanya penurunan migas sebesar -15,01 persen atau USD2,66 miliar, dibandingkan bulan Juli 2023 sebesar USD3,13 miliar. Penurunan impor migas didorong oleh minyak mentah turun sebesar -46,46 persen.
Sementara, impor non migas juga mengalami penurunan -1,34 persen atau sebesar USD16,22 miliar, dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar USD16,44 miliar. Penurunan impor non migas didorong oleh kapal, perahu, dan struktur terapung. Di susul dengan mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya, pupuk, serta biji logam, terak, dan abu.
Baca juga: Gara-Gara Dua Komoditas Ini Ekspor RI jadi Anjlok
Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya pada periode yang sama, secara total nilai impor pada Agustus 2023 sebesar USD18,88 miliar menurun sebesar -14,77 persen yoy dibandingkan dengan Agustus 2022 dengan nilai sebesar USD22,15 miliar.
Secara rinci, impor migas turun sebesar -28,08 persen yoy, dibandingkan dengan Agustus 2022. Sementara, impor non migas turun -12,10 persen yoy.
“Impor Agustus 2023 secara yoy masih melanjutkan tren penurunan sepanang tahun ini,” pungkasnya. (*)
Editor: Galih Pratama