Jakarta — Angka ekspor Agustus 2018 tercatat sebesar US$15,82 miliar, atau telah mengalami penurunan 2,90% bila dibandingkan ekspor nasional bulan Juli 2018 yang sebesar US$16,24 miliar.
Kepala BPS Suhariyanto menyebut, penurunan ekspor dari Juli ke Agustus disebabkan oleh dua faktor utama yakni karena penurunan ekspor migas dan non migas.
“Dari sektor migas turun 3,27% dari US$1,43 menjadi US$1,38 juta. Penurunan ekspor migas disebabkan menurunnya ekspor hasil minyak 10,01% dan ekspor gas 22,75%. Sedangkan ekspor minyak mentah naik 46,01%,” jelas Suhariyanto di Kantor BPS Jakarta, Senin 17 September 2018.
Baca juga: Secara Tahunan, Impor Terus Tumbuh 24,52%
Sedangkan untuk sektor non migas sendiri juga telah mengalami penurunan 2,86%, dari USD14,8 miliar jadi USD14,4 miliar. Suhariyanto menyebut hal tersebut terjadi karena ada penurunan komoditas bahan bakar mineral yaitu bijih, kerak dan abu logam, juga penurunan ekspor karet dan barang-barang dari karet.
Sedangkan untuk negara tujuan ekspor terlihat masih terbesar diekspor ke China dengan nilai US$2,11 miliar. Kemudian disusul Amerika Serikat (AS) sebesar US$1,60 miliar, Jepang sebesar USD1,48 miliar.(*)
Jakarta - Dalam rangka menyambut Natal 2024, Bank Mandiri menegaskan komitmennya untuk berbagi kebahagiaan melalui… Read More
Jakarta – Sejumlah bank di Indonesia melakukan penyesuaian jadwal operasional selama libur perayaan Natal dan… Read More
Jakarta - Masyarakat perlu bersiap menghadapi kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 2025. Salah… Read More
Jakarta - Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif (Kemenkraf/Bekraf) memproyeksikan tiga tren ekonomi kreatif pada 2025. … Read More
Jakarta – PT Surya Utama Nuansa (SUN Energy) meraih fasilitas pembiayaan sebesar US$10 juta dari… Read More
Jakarta - Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkapkan bahwa sejumlah barang dan jasa, seperti… Read More