Jakarta – Perusahaan perdagangan batubara nasional, PT Sumber Energi Sukses Makmur (SESM) terus berekspansi, mengembangkan pembangkit energi baru dan terbarukan (EBT) khususnya melalui Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Dua proyek yang tengah disasar PT SESM tersebut, yakni PLTS apung (elevated) pada salah satu danau terbesar di Sumatera Utara (Sumut) dan PLTS dilokasi bekas lahan tambang BUMN di wilayah Sumatera Selatan.
Studi kelayakan yang sudah dilakukan untuk pembangunan PLTS apung di Sumut tersebut rencananya berkapasitas 400 megawatt (MW).
“Jaringan yang terpasang 150kv sehingga PT SESM menggunakan kapasitas yang sesuai yakni 20 MW siang dan 20 MW malam. Itu juga pemakaiannya sekitar 5 jam siang dan peak 5 jam malam,” jelas Direktur Utama SESM, Zulfian Mirza, akhir pekan kemarin, Minggu, 7 September 2019.
Menurut Zulfian, pemilihan PLTS apung dan lokasi bekas lahan tambang tersebut, bertujuan agar biaya investasi PLTS bisa diminimalkan. Dengan demikian akan menghasilkan harga listrik yang sangat kompetitif kepada PLN untuk didistribusikan.
Untuk program PLTS yang memanfaatkan lahan bekas tambang di Sumatera Selatan, PT SESM bekerjasama dengan perusahaan BUMN.
“Setelah PLTS di Sumut, kami akan masuk ke PLTS eks lahan tambang di Sumsel. Ada lahan 100 ha yang sudah digunakan oleh tambang, relatif flat dan milik BUMN. Kami tahun lalu sudah MoU dan sekarang sedang dilakukan studi kelayakan dan izin lainnya,” papar Zulfian.
Peresmian PLTS Mini FTTM IBT
Sebagai upaya untuk mendukung keberlanjutan proyek-proyek tersebut, SESM menggandeng Jurusan Teknik Metalurgi, Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan (FTTM) Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk kerjasama riset.
Pada 5 September 2019 kemarin, SESM dan FTTM ITB melakukan Peresmian dan Serah Terima hibah PLTS Atap mini berkapasitas 10 kWp (kilowatt peak) yang berlokasi di lantai 5 Gedung Tambang FTTM ITB, Bandung.
Penandatanganan Peresmian dan Serah Terima pengoperasian PLTS Atap tersebut dilakukan oleh Direktur Utama SESM dan Dekan FTTM, Prof Sri Widyantoro.
Hibah PLTS Atap 10 kWp tersebut merupakan tindaklanjut dari penandatanganan kerjasama yang telah dilakukan sebelumnya pada 2 April 2019 lalu dalam rangka pengembangan teknologi yang berkaitan dengan PLTS.
“April lalu kami sudah tandatangan MOA di bidang riset dan dilanjutkan kerjasama pemasangan mini PLTS 10 kWp untuk mendukung kegiatan riset di teknik metalurgi ITB. Dengan kerjasama ini kami harap bisa menghasilkan satu inovasi produk-produk baru. Kita harapkan tahun depan untuk pelaksanaan proyek bisa mendapat dukungan dari profesional atau tenaga ahli dari Jurusan Teknik Metalurgi ITB untuk proyek di lapangan,” imbuh Zulfian.
Sementara, Dekan FTTM ITB, Sri Widyantoro, mengaku bangga dengan kerjasama dan hibah pembangunan PLTS Atap di lingkungan FTTM ITB tersebut. Kerjasama tersebut akan menjadi pengalaman berharga bagi pihaknya dalam bekerjasama dengan pihak industri.
“Jadi kami selalu membuka diri untuk kerjasama dengan industri dan banyak sekali manfaatnya bagi dosen dan mahasiswa FTTM untuk pembelajaran. PLTS berkapasitas 10 kWp bisa untuk menerangi satu lantai di gedung ini. Ke depan kita memang harus ke renewable energy dan kami sekarang sudah punya Program Studi S-2 Geothermal dan ke depan akan terus kami kembangkan untuk energi terbarukan,” terang Sri Widyantoro.(*)