Yogyakarta – Limbah tidak selamanya identik dengan barang tak berharga. Namun, di tangan orang yang kreatif, limbah bisa menjadi barang bernilai ekonomi tinggi. Seperti yang dilakukan oleh Agung Setiawan, warga Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Ia berhasil menyulap limbah kayu menjadi produk homedecor bernilai tinggi.
Agung yang menjadi CEO Woodeco Indonesia ini, berhasil menjadi eksportir sukses menembus pasar internasional. Seperti apa kisah suksesnya?
Produk homedecor yang dibuatnya berasal dari limbah kayu, mulai dari panel dinding, set peralatan makan kayu, wood pellet, kotak perhiasan kayu hingga produk lainnya.
“Kita fokus mengolah limbah-limbah kayu menjadi produk seperti wall panel, set peralatan makan kayu dan wood pallet,” katanya dalam gelaran LPEI-Infobank Goes to Campus bertajuk “Mendorong Gen Z Menjadi Entrepreneur Go Global” di Ballroom TILC Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Jumat, 20 September 2024.
Hebatnya, produk yang diolah Woodeco Indonesia tak hanya disukai warga lokal, bahkan sudah menembus ekspor di pelbagai negara di lima benua.
Baca juga: Dorong Eksportir Indonesia Garap Pasar Afrika, LPEI Sediakan Fasilitas Ekspor Kawasan
Padahal, kata Agung, sebelum menjadi pengusaha ekspor, ia hanyalah seorang juru parkir dengan pendapatan Rp30 ribu per hari di Pasar Klitikan Niten, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
“Dulu saya punya bisnis seperti properti, baju dan lain-lain tapi bangkrut total hingga rugi miliaran rupiah. Akhirnya jadi tukang parkir,” kenangnya.
Pada 2017, dirinya mendirikan CV Woodeco Indonesia. Ia pun mulai membangun relasi dengan berpartisipasi dalam pelatihan, sekolah ekspor dan pameran. Khusus sekolah ekspor, Agung mengikuti Sekolah Ekspor CPNE (Coaching Programe for New Eksportir) dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI).
“Saya ikut sekolah CPNE hampir 11 bulan di LPEI. Di sana, banyak diajarkan mengenai ekspor,” jelasnya.
Berkat kerja keras dan pantang menyerah dalam menjalankan bisnisnya, Woodeco Indonesia sukses dikenal banyak orang hingga mancanegara.
Kepada para mahasiswa, dirinya berbagi tips bagaimana menjadi pengusaha ekspor yang sukses, khususnya merambah pasar ekspor. Selain memiliki niat dan tekad kuat, hal penting yang harus disiapkan adalah produk spesialis.
“Kalau mau ekspor, pilih produk spesialis seperti batik yang memiliki pasar besar di Malaysia, Brunei Darusalam hingga Timor Leste,” jelasnya.
Baca juga: Gandeng Infobank, LPEI Gelar Literacy Goes to Campus di FIB UI
“Setelah memiliki buyer dari luar negeri, penting untuk mengirim barang. Bisa menggunakan jasa PT Pos Indonesia. Bisa mengirim produk apapun maksimal 20 kg per transaksi,” tambahnya.
Terpenting, kata dia, para pengusaha pemula harus aktif menjaring buyer secara luas dengan memanfaatkan media sosial seperti Instagram.
“Bikin akun Instagram dengan nama calon usaha produknya. Kasih hashtag produk terkait. Lebih baik menggunakan bahasa Inggris agar pembacanya luas,” tandasnya. (*)
Editor: Galih Pratama
Suasana saat konferensi pers saat peluncuran Asuransi Mandiri Masa Depan Sejahtera di Jakarta. Presiden Direktur… Read More
Jakarta - PT. Bank Pembangunan Daerah (BPD) Nusa Tenggara Timur (Bank NTT) resmi menandatangani nota… Read More
Jakarta – Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2024 tercatat sebesar 4,95 persen, sedikit melambat dibandingkan kuartal… Read More
Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat peningkatan biaya pendidikan yang signifikan setiap tahun, dengan… Read More
Jakarta - Koordinator Aliansi Masyarakat Tekstil Indonesia (AMTI) Agus Riyanto mengapresiasi langkah cepat Presiden Prabowo… Read More
Jakarta - Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso menyatakan pemerintah tengah membahas revisi Peraturan… Read More