Jakarta – Pertumbuhan ekonomi RI yang mampu bertahan pada angka 5,02% membuat nilai tukar rupiah pada hari ini ditutup menguat pada level 13.965 bila dibandingkan dari penutupan sebelumnya di level 14.010.
Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menilai, pelaku pasar mengapresiasi fakta bahwa perekonomian Indonesia masih mampu tumbuh di atas 5%. Terlebih beberapa kalangan pengamat sebelumnya meragukan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa bertahan di angka 5%.
“Pasalnya, sebelum angka pertumbuhan ekonomi dirilis, ada kekhawatiran yang besar bahwa perekonomian Indonesia tak akan mampu tumbuh mencapai 5%. Alasannya kondisi perekonomian global masih sangat diliputi dengan ketidakpastian di mana perang dagang masih berlangsung, masalah Brexit dan tensi geopolitik di beberapa kawasan,” jelas Ibrahim kepada Infobank, Selasa 5 November 2019.
Tak hanya itu, sentimen penurunan bunga The Federal Reserve AS atau The Fed sebanyak tiga kali dalam tahun ini menjadi kisara 1,5-1,75 persen juga terus memberikan aliran modal masuk ke Indonesia. Menurutnya, imbal hasil dari pasar Indonesia masih sangat menarik.
“Ini juga menunjukkan bahwa prospek ekonomi AS tidak seburuk yang dikhawatirkan beberapa orang dan tentu hal positif lainnya untuk dolar,” tambah Ibrahim
Sebelumnya, BPS mencatat pertumbuhan ekonomi kuartal III/2019 sebesar 5,02%, sedangkan pertumbuhan ekonomi secara kuartalan masih tumbuh 3,06%. Sementara secara kumulatif ekonomi RI juga masih tumbuh 5,04%.
Sementara, berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini, (5/11) kurs rupiah berada pada posisi Rp14.031/ US$ terlihat melemah dari posisi Rp14.002/US$ pada perdagangan kemarin (4/11). (*)
Editor: Rezkiana Np