Jakarta – Perekonomian Indonesia saat ini tengah memasuki masa pemulihan. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,01% di Maret 2022. Hal ini tidak lepas dari pulihnya sektor ekonomi yang mendorong tulang punggung ekonomi Indonesia yaitu sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Melihat momentum ini, Fundo, platform tekfin lelang surat berharga yang fokus ke sektor UMKM optimis bisa terus memberikan dukungan permodalan. Aida Sutanto, Founder dan CEO dari FSB Indonesia yang membawahi Fundo tidak memungkiri bahwa UMKM memang merupakan salah satu sektor penting di Indonesia dengan jumlah pelaku mencapai 64,2 juta dengan kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 61,07% atau Rp8.573,89 triliun.
“Misi Fundo adalah untuk turut berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan mendukung UMKM dan mendorong penciptaan lapangan kerja yang berkesinambungan. Melalui proses lelang Fundo yang unik dan transparan, UMKM dapat memperoleh pendanaan dan modal kerja cepat untuk mengoptimalkan arus kas mereka, menciptakan lapangan kerja, dan mengembangkan bisnis mereka,” ujar Aida kepada Infobank beberapa waktu lalu.
Berbeda dengan Fintech Peer-to-Peer (P2P) Lending, platform satu ini mendigitalisasi balai lelang. Fundo mendapatkan perizinan dari Kementerian Keuangan dan berada di bawah pengawasan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN). Dalam prosesnya, tekfin besutan Aida ini menghubungkan penjual dan pembeli melalui mekanisme penetapan harga yang adil dan proses lelang online surat berharga.
UMKM atau penjual yang membutuhkan modal kerja bisa menjual surat berharga mereka seperti, surat tagihan untuk mendapatkan alternatif pendanaan melalui Fundo. Di sisi lain, platform ini juga menawarkan alternatif investasi dengan pengembalian dana jangka pendek dengan risiko sedang untuk para investor individu dan institusi.
Sejak 2019 hingga Triwulan I 2022, Aida mengungkapkan pihaknya sudah melakukan penjualan surat berharga sebesar Rp2,2 Triliun dari total 2.500 penjual aktif. Penjualan yang ditawarkan pun beragam, mulai dari Rp10 juta hingga miliaran rupiah. Prosesnya pun cepat dan bisa selesai dalam hitungan menit jika semua dokumen dan persyaratan memenuhi.
Adapun bantuan permodalan Fundo sudah memfasilitasi berbagai UMKM di banyak sektor ekonomi. Perusahaan menargetkan jumlah transaksi surat berharga akan terus bertambah hingga akhir tahun 2022.
“Target kita sih, semoga hingga akhir tahun bisa paling tidak dua atau tiga kali lipat dari transaksi penjualan tagihannya. Kita ingin masuk yang lebih kecil lagi, sehingga lebih banyak lagi ticket sizenya,” ujar Aida.
Ke depan, Fundo berencana akan melebarkan sayapnya ke lelang surat berharga untuk perorangan. Aida menerangkan lelang tersebut nantinya akan dikemas dalam butuh kebutuhan seperti surat pengakuan hutang maupun sewa bangunan. Menurutnya, semua hal bisa dijual di balai lelang dan memiliki risalah lelang yang sah di mata negara. Kejelasan hukum ini juga sekaligus menjadi salah satu poin kuat Fundo untuk bersaing dalam memberikan akses permodalan baik bagi institusi, maupun UMKM.
Fundo saat ini memang masih memfokuskan pendanaannya di Pulau Jawa. Meskipun demikian, Aida tidak menutup kemungkinan untuk melakukan ekspansi jika situasinya dirasa sudah memungkinkan. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra