Jakarta–PT Bank Central Asia, Tbk (BCA) menargetkan pertumbuhan kreditnya masih konservatif di tahun depan. BCA menargetkan pertumbuhan kreditnya di kisaran 10%-11% pada 2016. Pasalnya, target tersebut lebih rendah dibanding target tahun ini yang dipatok sebesar 12%.
Kendati demikian, menurut Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, pertumbuhan kredit perseroan bisa saja di atas dari target tersebut. Namun, hal ini harus sejalan dengan perekonomian yang mendukung. Dia mengungkapkan, kredit yang dipatok 10%-11% itu akan dimasukkan dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) 2016.
“Sementara di sekitar 10%-11%, tetapi kalau ternyata ekonomi lajunya membaik, kita sanggup 14%, sekarangkan sudah mulai keliatan lajunya sudah mulai membaik ya. Sekarangkan kalau lihat kemampuan ekonomi, sementara di 10%-11% dulu,” ujar Jahja di Jakarta, Senin, 14 Desember 2015.
Lebih lanjut dia mengungkapkan, bahwa likuiditas dan rasio kecukupan modal (capital adecuacy ratio/CAR) BCA masih mendukung untuk kredit dapat tumbuh di level 14% di 2016. Oleh sebab itu, jika perekonomian nasional menunjukkan perbaikan di 2016 maka perseroan akan melakukan revisi RBB pada Juni tahun depan.
“Sementara kita akan RBB di kisaran 10%-11%. Tapikan RBB bisa direvisi sekitar Juni 2016. Klo memang kuartal I bagus, kuartal II bagus, yaa kita akan rubah RBBnya,” ucap Jahja.
Sedangkan hingga kuartal III-2015, BCA telah menyalurkan kredit dengan outstanding Rp364,8 triliun, naik 10,3%. Kredit korporasi, menjadi pendorong utama pertumbuhan kredit BCA dengan realisasi sebesar Rp126,1 triliun atau naik 12%. Kredit komersial dan Usaha kecil dan Menengah (UKM) tumbuh 9,3% menjadi Rp140,4 triliun dan kredit konsumer meningkat 9,8% menjadi Rp98,5 triliun. (*) Rezkiana Nisaputra