Analisis

Ekonomi Digital: Tantangan dan Peluang UMKM

oleh Sophia Alisza

Penulis adalah Ketua Asippindo

 

INDONESIA diramalkan akan menjadi kekuatan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara. McKinsey & Company (2016) melakukan penelitian dan analisis terhadap 20 pasar pilihan di dunia dan menemukan paradoks atas kondisi Indonesia. Netizen di Indonesia tergolong paling aktif di dunia, memiliki ekosistem start up yang dinamis, tapi di lain sisi Indonesia ketinggalan dalam hal infrastruktur teknologi informasi (TI), adanya ketidakmerataan digitalisasi antarsektor usaha, dan penetrasi internet yang rendah.

Paradoks tersebut dapat dijelaskan dengan perbadingan antara kondisi Indonesia dan Amerika Serikat (AS). Tingkat penetrasi internet di Indonesia kalah jauh dibandingkan dengan di AS yang mencapai 87%, sedangkan Indonesia baru 34%. Namun, data lain menunjukkan sebaliknya: rata-rata waktu yang digunakan untuk mengakses internet di Indonesia melalui perangkat mobile adalah 3,5 jam, sedangkan AS hanya 1,9 jam. Rata-rata penggunaan media sosial di Indonesia adalah 2,9 jam, sedangkan di AS 1,7 jam. Pengguna Facebook di Indonesia mencapai 90% dari seluruh pengguna internet, sedangkan di AS hanya 70%. Sebanyak 78% dari pengguna internet di Indonesia melakukan transaksi pembelian secara online. Di AS sendiri hanya sebesar 75%.

Berdasarkan kondisi tersebut, terdapat beberapa strategi imperatif yang harus diterapkan untuk mengatasi ketertinggalan itu. McKinsey memperkirakan apabila ketertinggalan tersebut dapat diatasi, transaksi e-commerce di Indonesia pada 2025 mencapai US$150 miliar atau mencapai 10% dari gross domestic product (GDP). Pertanyaan selanjutnya yang perlu dicermati ialah bagaimana posisi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) pada era ekonomi digital ini? Sebagai pelaku ekonomi mayoritas, akankah UMKM menjadi aktor utama atau justru malah terdisrupsi?

Tantangan terbesar ialah bagaimana meningkatkan aksesibilitas UMKM untuk go-digital dan meningkatkan kapabilitas UMKM sehingga menghasilkan produk yang mampu bersaing dengan produk-produk asing yang telah membanjiri e-commerce Indonesia. Hal ini penting mengingat sebagian besar UMKM tinggal di perdesaan dengan akses internet yang masih sangat terbatas dan masih banyak yang belum digital-literate. Sudah saatnya para stakeholders UMKM bersinergi untuk mengatasi permasalahan ini. (Bersambung ke halaman berikutnya)

Page: 1 2

Paulus Yoga

Recent Posts

IHSG Dibuka Rebound ke Level 7.304 Usai The Fed Pangkas Suku Bunga

Jakarta - Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.00 WIB (8/11), Indeks Harga Saham Gabungan… Read More

44 mins ago

IHSG Diprediksi Lanjut Melemah, Analis Rekomendasikan 4 Saham Ini

Jakarta - MNC Sekuritas melihat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara teknikal pada hari… Read More

1 hour ago

Trump Menang, The Fed Pangkas Suku Bunga 25 Bps

Jakarta - Bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve atau The Fed kembali memangkas… Read More

1 hour ago

BCA Syariah Bersama BAZNAS RI Gelar Pelatihan Manajemen Keuangan Bagi Mustahik Micropreneur

Direktur Pemberdayaan dan Layanan UPZ CSR BAZNAS RI Eka Budhi Sulistyo (kanan) dan Seketaris Perusahaan… Read More

3 hours ago

Kembali Terpilih sebagai Ketua ASBISINDO, Hery Gunardi Optimis Masa Depan Perbankan Syariah Nasional

Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Hery Gunardi tengah membrikan sambutan saat Musyawarah… Read More

3 hours ago

BCA Luncurkan Program Runvestasi

Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Haryanto T. Budiman memberikan sambutan saat peluncuran program… Read More

3 hours ago