Moneter dan Fiskal

Ekonom Ramal BI Pangkas Suku Bunga Acuan Jadi 5 Persen di RDG Agustus 2025

Jakarta – Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede memproyeksikan Bank Indonesia (BI) bakal memangkas suku bunga acuan atau BI Rate pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) Agustus 2025 sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5 persen.

Menurut Josua, pemotongan suku bunga tersebut mempertimbangkan inflasi dan ekspektasinya yang tetap “well-anchored”, rupiah yang cenderung stabil dan menguat sepanjang Agustus 2025, serta kondisi pasar uang yang positif.

“BI Rate diperkirakan memiliki ruang untuk dipangkas 25 bps menjadi 5,00 persen pada RDG Agustus dengan mempertimbangkan inflasi dan ekspektasinya tetap “well-anchored”, rupiah stabil–menguat sepanjang Agustus, dan kondisi di pasar uang yang mengindikasikan potensi penurunan suku bunga,” ujar Josua saat dihubungi Infobanknews, Selasa, 19 Agustus 2025.

Baca juga: Bank Danamon Proyeksi BI Kembali Pangkas Suku Bunga

Josua menjelaskan, inflasi indeks harga konsumen dan inflasi inti berada di kisaran bawah target BI sebesar 2 hingga 4 persen dan proyeksi hingga akhir 2025 tetap terkendali.

“Pada level itu, bahkan setelah pemangkasan 25 bps, real policy rate ex-ante masih positif di kisaran plus 2,5 hingga 3 persen, sehingga stance BI tetap longgar secara terukur,” imbuhnya.

Lebih lanjut, tekanan biaya di sektor pangan dan energi mereda, administrated prices relatif stabil, dan output gap belum menutup penuh, semua konsisten dengan penurunan bertahap.

Josua merinci, sejak akhir Juli hingga 19 Agustus, rupiah menguat sekitar 1,3 persen month to date (mtd) terhadao dolar Amerika Serikat (AS), sementara imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun turun sekitar 15 bps (mtd Agustus 2025) ke saat ini kisaran 6,4 hingga 6,5 persen, menandakan risk premium menyempit.

Baca juga: Sri Mulyani Dorong Korporasi untuk Terbitkan Sukuk

Kemudian, cadangan devisa tetap terjaga dan defisit transaksi berjalan terkendali, sehingga ruang pelonggaran tidak berisiko memicu volatilitas FX. Selanjutnya, pertumbuhan ekonomi tetap di kisaran 5 persen dengan kredit masih single-digit.

“Sehingga pemangkasan 25 bps akan membantu transmisi ke suku bunga kredit tanpa mengorbankan stabilitas, apalagi BI mempertahankan policy-mix (triple intervention, SRBI/SVBI/SUVBI) untuk meredam arus modal/FX,” pungkasnya. (*)

Editor: Galih Pratama

Irawati

Recent Posts

Hashim Djojohadikusumo Raih Penghargaan ‘Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability’

Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More

3 hours ago

Dua Saham Bank Ini Patut Dilirik Investor pada 2026

Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More

3 hours ago

Hashim Soroti Pentingnya Edukasi Publik Terkait Perubahan Iklim

Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More

4 hours ago

OJK Sederhanakan Aturan Pergadaian, Ini Poin-poinnya

Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More

5 hours ago

40 Perusahaan & 10 Tokoh Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2025

Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More

5 hours ago

Jelang Akhir Pekan, IHSG Berbalik Ditutup Melemah 0,09 Persen ke Level 8.632

Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More

6 hours ago