Jakarta – Bank Indonesia (BI) bakal mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulanan, pada Rabu (18/9) pukul 14.00 WIB. Penetapan ini hanya berselang 12 jam dari keputusan kebijakan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve pada Kamis dini hari.
Sejumlah ekonom pun mempertahankan prediksi ‘hold’ atau tidak ada penurunan BI Rate. Di mana, diperkirakan BI akan kembali menahan suku bunga acuan di level 6,25 persen.
“Kami relatif conservative bias, artinya kami melihat bahwa ada potensi penurunan Fed Funds Rate sekitar 25 basis poin (di akhir 2024). Namun BI kami perkirakan akan tetap stay di kisaran 6,25 persen, kata Chief Economist PermataBank sekaligus Head of Permata Institute for Economic Research (PIER) Josua Pardede, dinukil Antara, Rabu, 18 September 2024.
Baca juga : BI Kembali Tahan Suku Bunga di Level 6,25 Persen, Ini Alasannya
Joshua menjelaskan, arah suku bunga bank sentral utama di dunia sendiri, termasuk Indonesia cenderung dipengaruhi oleh suku bunga The Fed.
Di mana, The Fed diperkirakan hanya menurunkan suku bunga acuan sekitar 25 bps di akhir tahun 2024 dan akan lebih agresif di tahun depan, sejalan dengan ekspektasi inflasi AS yang akan mulai mendekati target.
“Kami melihat bahwa dengan kondisi tensi geopolitik global yang masih cukup dominan serta masih ada ketidakpastian terkait dengan seberapa besar penurunan suku bunga The Fed, maka kebijakan moneter (oleh BI) tentunya akan diambil dengan berhati-hati,” terangnya.
Baca juga : Terungkap! Ternyata Laki-laki Lebih Doyan Belanja Pakai Paylater
Adapun Ekonom Makro Ekonomi dan Pasar Keuangan di Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) FEB UI Teuku Riefky menilai, pemangkasan suku bunga oleh BI belum terlalu mendesak untuk dilakukan di bulan ini.
“Oleh sebab itu, kami berpandangan bahwa BI perlu menahan suku bunga acuannya di 6,25 persen pada Rapat Dewan Gubernur September ini,” terang Riefky dalam laporannya.
Ia menilai, dengan penundaan pemangkasan suku bunga acuan ini turut berpotensi menguntungkan posisi BI. Pasalnya, ruang gerak BI akan lebih lebar dalam melakukan pelonggaran moneter di sisa tahun 2024 apabila dibutuhkan.
Diketahui, pada RDG bulan Agustus 2024, BI memutuskan untuk menahan suku bunga atau BI Rate sebesar 6,25 persen, dengan suku bunga Deposit Facility sebesar 5,5 persen, dan suku bunga Lending Facility 7 persen.
Keputusan menahan BI Rate ini tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro stability, yaitu untuk penguatan lebih lanjut stabilitasi nilai tukar rupiah serta pre-emptive dan forward looking untuk memastikan tetap terkendalinya inflasi dalam sasaran 2,5±1 persen pada 2024 dan 2025. (*)
Editor : Galih Pratama