Oleh Ryan Kiryanto, Ekonom Senior dan Associate Faculty LPPI
DENGAN pertimbangan utama untuk tetap menjaga kestabilan nilai tukar rupiah (terutama terhadap dolar AS) untuk menuju target asumsi (sesuai APBN 2024), maka pilihan logis, taktis dan forward looking adalah RDG BI hari ini seyogyanya mempertahankan BI Rate tetap di level 6,25 persen seraya menanti keputusan Fed yang kemungkinan melandaikan Fed rate pada September nanti.
Sudah tepat jika BI bersabar untuk menurunkan BI Rate ke 6,0 persen lantaran Fed pun masih menahan suku bunga acuannya tetap di level 5,25-5,50 persen karena inflasi tahunan yang berkisar 3,1 persen masih di atas target The Fed yang 2 persen.
Baca juga: IMF Proyeksikan The Fed Bakal Pangkas Suku Bunga di Akhir Tahun
Di dalam negeri, inflasi relatif terkendali dan berada di rentang target BI yang sebesar 2,5 persen +/- 1. Sementara indikator makroekonomi lainnya masih tetap terjaga dengan baik. Namun karena tekanan eksternal (risiko geopolitik dan high for longer untuk Fed rate yang 5,25-5,50 persen), pilihan terbaik saat ini adalah BI Rate tetap di level 6,25 persen.
Memang jika melihat inflasi yang terkendali dan penguatan rupiah sudah terlihat, maka BI punya ruang (tapi terbatas) untuk menurunkan BI Rate ke level 6,0 persen. Tapi lantaran urgensi menguatkan rupiah secara konsisten masih dibutuhkan, sekaligus untuk menarik dana asing masuk ke dalam negeri (capital inflows), sekali lagi pilihan terbaik untuk keputusan RDG BI hari ini adalah mempertahankan level BI Rate, Lending Facility dan Deposit Facility sesuai level yang ada sekarang ini alias status quo. (*)