Bandung–PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) yakin peluncuran satelit (BRISat) yang direncanakan mengorbit pada 8 Juni ini bakal memangkas biaya overhead perseroan di masa depan.
SEVP IT Strategy & Satellite BRI, Hexana Tri Sasongko mengungkapkan, bahwa saat ini proses pengerjaan BRIsat tengah dirampungkan di Palo Alto, Amerika Serikat. Di Indonesia sendiri, lanjutnya, tengah dibangun pusat kontrol di Jakarta, dan cadangannya di Tabanan, Bali.
Namun demikian, setelah BRISat mengorbit perseroan belum akan mendapat manfaat karena masih harus mengintegrasikan jaringan kerjanya di seluruh Indonesia. Sehingga untuk bisa memeroleh efisiensi dari penggunaan satelit ini tetap perlu waktu.
“Waktu satu tahun kami hitung, karena integrasikan 23 ribu titik (jaringan BRI) satu-satu itu kan makan waktu. Paling lama 1,5 tahun,” tandas Hexana di Bandung, Sabtu, 6 Maret 2016.
Ia mengakui, bahwa pola bisnis BRI yang masuk ke daerah-daerah pelosok memang memiliki biaya overhead yang cukup besar sehingga sangat memerlukan dukungan teknologi yang mumpuni. Kehadiran BRISat sendiri, diyakininya akan meningkatkan kinerja agen BRILink sebagai salah satu ujung tombak dalam membuka akses keuangan kepada seluruh masyarakat di Indonesia. (*) Paulus Yoga