Ilustrasi: Kantor LPEI. (Foto:istimewa)
Jakarta – Kinerja keuangan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank menunjukkan perbaikan pada 2024 dengan berbaliknya laba dari posisi rugi pada tahun sebelumnya.
Mengutip laporan keuangan publikasi LPEI yang diterbitkan Selasa, 11 Februari 2025, (data konsolidasi) laba tahun berjalan LPEI yang pada 2023 tercatat merugi sebesar Rp18,11 triliun kini berhasil mencetak keuntungan sebesar Rp232,52 miliar, mencerminkan lonjakan kinerja sebesar 101,28 persen secara tahunan (yoy). Perolehan laba yang positif ini, utamanya didukung oleh efisiensi yang berhasil diterapkan LPEI.
Salah satu faktor utama efisiensi LPEI – yang dipimpin Yon Arsal sebagai Plt. Ketua Dewan Direktur merangkap Direktur Eksekutif LPEI, adalah penurunan yang sangat signifikan dalam pembentukan cadangan kerugian penurunan pilai (CKPN) aset keuangan.
Baca juga: Sinergi Strategis BTN dan LPEI Dorong Pertumbuhan Ekspor Indonesia
Pada 2023, LPEI mengalokasikan Rp16,93 triliun untuk CKPN, namun pada 2024 angka ini turun drastis menjadi Rp277,77 miliar atau turun 98,36 persen secara yoy.
Sementara, beban operasional lainnya juga berhasil ditekan sebesar 13,72 persen, dari Rp794,03 miliar pada 2023 menjadi Rp685,08 miliar pada 2024. Keberhasilan efisiensi juga tecermin pada rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) LPEI yang membaik signifikan, dari 483,24 persen di 2023 menjadi 99,85 persen di 2024.
Di sisi lain, kinerja pembiayaan dan piutang LPEI tampak mengalami sedikit tekanan. Total pembiayaan dan piutang turun 5,37 persen dari Rp41,19 triliun pada 2023 menjadi Rp38,97 triliun pada 2024, dengan NPF neto 4,52 persen sedikit membaik dari 4,54 persen di 2023.
Baca juga: Laba Bank Mandiri Taspen Naik 11,93 Persen di 2024 jadi Rp1,58 Triliun
Kinerja pembiayaan dan piutang LPEI yang belum kuat berdampak pada pendapatan bunga dan usaha syariah yang susut 21,23 persen yoy menjadi Rp727,17 miliar dari Rp923,20 miliar di tahun sebelumnya.
Sementara itu, total pendapatan operasional lainnya juga sedikit melemah, turun 2,34 persen yoy menjadi Rp253,01 miliar dari Rp259,08 miliar.
Adapun aset LPEI di 2024 mengalami penurunan sebesar 4,36 persen yoy menjadi Rp49,11 triliun dari Rp51,35 triliun di 2023. Meski demikian, pencapaian laba LPEI yang kembali positif menunjukkan strategi pengelolaan yang lebih optimal dan fokus pada efisiensi. (*) Ari Nugroho
Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More
Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More
Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More
Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More
Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More
Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More