Efisiensi Anggaran, GAP Terpaksa Pangkas 500 Karyawan

Efisiensi Anggaran, GAP Terpaksa Pangkas 500 Karyawan

Jakarta – Perusahaan retail asal Amerika Serikat (AS), GAP mengumumkan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada lebih dari 500 karyawan dari total tenaga kerja secara global.

Dinukil Reuters, Kamis (27/4/2023), opsi pemangkasan dilakukan sebagai upaya menghemat anggaran perusahaan senilai USD300 juta atau setara dengan Rp4,4 triliun.

“Tujuan kami adalah meratakan organisasi, meningkatkan rentang kendali untuk menciptakan peran lebih kuat dan membuat keputusan yang lebih baik dan cepat,” kata CEO Interim GAP Bob Martin, pekan lalu.

Ia menjelaskan, pendapatan perusahaan terhadap lantaran terhalang struktur organisasi dan birokrasi yang rumit. Untuk itu, penghematan anggaran senilai USD300 juta dapat diperoleh pada paruh pertama tahun fiskal 2023.

Di sisi lain, imbas PHK tersebut menyebabkan saham GAP merosot sekitar 6%pada Selasa (25/4). Saham retail tersebut anjlok lebih dari 16% tahun 2023.

Dalam tiga bulan terakhir per 28 Januari, GAP mencatatkan penjualan sebesar USD4,24 miliar atau setara Rp62,9 triliun. Namun, kerugian bersih perusahaan cukup besar, yakni sekiar USD273 juta, atau 75 sen per saham.

Sebelumnya, pada tahun 2021, GAP sempat membukukan laba bersih tahunan tetapi melaporkan kerugian bersih pada tahun 2020 dan 2022.

Per 28 Januari, GAP telah mempekerjakan sekitar 95.000 anggota staf, 81 persen di antaranya bekerja di lokasi ritel.(*)

Editor: Galih Pratama

Related Posts

News Update

Top News