Categories: Moneter dan Fiskal

Efektivitas Anggaran Wajib Dilakukan Pemerintah

RAPBN 2016 merupakan RAPBN pertama yang dirumuskan secara utuh oleh Pemerintah Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla di tengah perlambatan ekonomo global dan domestik. Ria Martati

Jakarta– Center of Reform on Economics (CORE) menilai Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBNP) 2016 telah mengakomodir beberapa program Nawacita yang diusung Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Langkah seperti menaikkan anggaran infrastruktur dan anggaran kesehatan, serta menaikkan alokasi transfer daerah dan dana desa dinilai merupakan langkah tepat. Kendati demikian, langkah-langkah tersebut dinilai tak akan cukup mendorong laju perekonomian, jika tidak dibarengi dengan langkah-langkah lain.

“Untuk memastikan bahwa RAPBN 2016 benar-benar dapat berperan sebagai stimulus ekonomi, pemerintah perlu mengambil langkah-langkah tambahan,” kata Akhmad Akbar Susamto, Ekonom CORE Indonesia dalam Diskusi “Mengoptimalkan Peran APBN Sebagai Stimulus Ekonomi” di Jakarta, 15 September 2015.

Pertama menurutnya, Pemerintah perlu meningkatkan produktivitas belanja melalui pengurangan sumber-sumber kebocoran anggaran dan pengurangan kegiatan-kegiatan yang bersifat konsumtif. Kedua, memastikan bahwa masalah klasik penyerapan anggaran tak lagi berulang.

“Pemerintah perlu memastikan kualitas belanja, tiap Rupiah yang dibelanjakan harus efektif, mengurangi kebocoran dan bermanfaat,” kata dia.

Kemudian langkah kedua adalah memastikan bahwa masalah klasik penyerapan anggaran tak lagi berulang. Pasalnya, data menunjukkan bahwa realisasi belanja hingga akhir semester pertama 2015 baru mencapai Rp773,9 triliun atau baru 39%, lebih rendah dari realisasi belanja pada semester satu 2014 yang mencapai Rp779,9 triliun atau 41,6%.

Menurutnya pengalaman selama satu tahun terakhir ini memberikan pelajaran bahwa bongkar pasang kementerian/lembaga tingkat pusat dan perubahan-perubahan nomenklatur pemerintah menghambat realisasi program kerja dan penyerapan anggaran.

Kemudian langkah terakhir adalah melakukan pembinaan dan pengawasan yang lebih intensif terhadap pemerintah daerah, khususnya dalam perencanaan dan pelaksanaan anggaran. (*)

Paulus Yoga

Recent Posts

Berpotensi Dipercepat, LPS Siap Jalankan Program Penjaminan Polis pada 2027

Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More

12 hours ago

Program Penjaminan Polis Meningkatkan Kepercayaan Publik Terhadap Industri Asuransi

Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More

13 hours ago

Promo Berlipat Cicilan Makin Hemat dari BAF di Serba Untung 12.12

Poin Penting BAF gelar program Serba Untung 12.12 dengan promo besar seperti diskon cicilan, cashback,… Read More

15 hours ago

BNI Dorong Literasi Keuangan dan UMKM Naik Kelas Lewat Partisipasi di NFHE 2025

Poin Penting BNI berpartisipasi dalam NFHE 2025 untuk memperkuat literasi keuangan dan mendorong kesehatan finansial… Read More

16 hours ago

wondr BrightUp Cup 2025 Digelar, BNI Perluas Dukungan bagi Ekosistem Olahraga Nasional

Poin Penting BNI menggelar wondr BrightUp Cup 2025 sebagai ajang sportainment yang menggabungkan ekshibisi olahraga… Read More

16 hours ago

JBS Perkasa dan REI Jalin Kerja Sama Dukung Program 3 Juta Rumah

Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More

19 hours ago