Jakarta – Dua tahun lalu, harga aset non fungible token (NFT) melambung tinggi hingga miliaran rupiah. Namun kini, sinarnya telah redup lantaran mayoritas NFT sudah tidak bernilai.
Berdasarkan laporan teranyar platform kripto dappGambl berjudul Dead NFTs: The Evolving Landscape of the NFT Market, sebanyak 95 persen token NFT yang dimiliki sekitar 23 juta orang di seluruh dunia, kini tidak ada harganya.
“Sebanyak 69.795 dari 73.257 koleksi NFT yang dianalisis saat ini memiliki kapitalisasi pasar nol,” ungkap kolomnis teknologi Guardian, dikutip Futurism, Sabtu (30/9).
Baca juga: Platform NFT Paspath Tawarkan Peluang bagi Pelaku Kesenian Tradisional Bali
Kolomnis tersebut seolah ingin mengatakan bahwa, aset digital NFT bukan hanya terkait penjualan dengan nominal tinggi melainkan juga ada risiko kerugian di dalamnya.
Nah, salah satu harga NFT paling merosot saat ini ialah koleksi Bored Ape Yacht Club. Dua tahun lalu, harganya di pasaran bisa mencapai jutaan dolar AS.
Misalnya saja NFT #8817 dari koleksi Bored Ape Yacht Club sempat laku terjual senilai USD3,4 juta (Rp 52,5 miliar) di rumah lelang Sotheby.
Namun pada Juli 2023, harga paling rendah dari koleksi Bored Ape Yacht Club sekitar 30 ETH atau USD58.700 (Rp906 juta). Nilainya pun kian anjlok pekan lalu ke angka 24 ETH atau sekitar USD38.000 (Rp587 juta).
Sebagaimana diketahui, pada Januari 2021 – Mei 2022 begitu booming. Di NFT sendiri, orang-orang bisa membeli kode yang menyatakan bahwa mereka memiliki aset digital. Lalu, disimpan di blockchain, yakni semacam buku besar transaksi public yang terpusat.
Pada dasarnya, ada berbagai fungsi NFT, namun sebagian besar masih dipergunakan untuk membeli jpeg foto hingga karya seni.
Meski saat ini harga NFT sudah hancur, segelintir orang meyakini NFT masih memiliki masa depan. Dari 95% NFT tidak berharga, masih ada 5 persen yang ada nilainya.
Sebab, kondisi ini sebenarnya cukup umum terjadi, misalnya menilik harga Bitcoin yang naik turun, tapi tetap ada nilainya.
“Bitcoin telah diragukan berkali-kali, namun masih terus ada. Ia memiliki jutaan pengikut dan harganya sekarang lebih dari USD 26.000, yang sekali lagi, ada nilainya,” ujar Coin Desk.
Nasib NFT Ghozali Everyday
Di Indonesia sendiri, populer NFT melambung tinggi pada masanya ketika mahasiswa bernama Sultan Gustaf Al Ghozali viral alias Ghozali Everyday viral di media sosial.
Diketahui, dirinya menjual foto-foto selfie yang dipotret selama beberapa tahun setiap harinya di sebuah marketplace NFT OpenSea. Tak disangka, dirinya berhasil meraup keuntungan hingga Rp1,5 miliar.
Selain meraup untung miliaran rupiah, pemuda asal Kota Semarang, Jawa Tengah ini pun menjadi artis dadakan kerena sempat menjadi bintang iklan di berbagai produk dan jenama seperti Tokopedia, Ajaib, Lemonilo hingga Es The Indonesia.
Saat kali pertama menjual NFT, Senin (10/1/2022), foto selfie Ghozali mempunyai floor price sebesar 0,001 ETH (Ethereum) atau sekitar Rp48.000. Berdasarkan laman resmi OpenSea, floor price merupakan harga terendah untuk satu item dalam koleksi, yang diupdate secara real-time oleh OpenSea.
Pada saat viral, harga koleksi NFT Ghozali Everyday pun terkerek naik. Pada 13 Januari 2022, floor price NFT Ghozali Everyday melejit, di mana dijual paling murah sekitar 0,3 ETH atau setara Rp14,3 juta untuk satu foto selfie.
Baca juga: Dua Tantangan Krusial Ditengah Kepopuleran NFT
Dipantau dari akun Ghozali di OpenSea, Saat ini dirinya belum menjual koleksi NFT terbaru dan statistik perdagangan NFT sudah terjun bebas.
Dilansir dari akun Ghozali di OpenSea, Senin (26/6/2023), satu foto milik NFT Ghozali dibanderol dengan harga terendah yaitu 0,059 Ethereum atau setara Rp152.692 dengan nilai ETH saat ini sebesar Rp 25 juta per koin.
Adapun untuk volume perdagangan NFT Ghozali sebesar 404 ETH atau setara Rp 11,4 miliar. Volume tersebut turun dari tahun lalu senilai Rp13,3 miliar. (*)
Editor: Galih Pratama