Dukung Upaya Bappebti Perkuat Transaksi Multilateral, Ini Langkah Strategis ICDX

Jakarta – Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) melakukan sejumlah upaya untuk memperkuat industri perdagangan berjangka komoditi di 2025. Salah satu yang didorong adalah penguatan transaksi multilateral.

Untuk mendukung upaya Bappebti tersebut, Indonesia Commodity & Derivatif Exchange (ICDX) atau Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI), menyiapkan sejumlah langkah strategis.

Direktur Utama ICDX, Fajar Wibhiyadi mengatakan, transaksi multilateral memang menjadi khitah industri perdagangan berjangka komoditi. Maka ICDX menyiapkan beberapa langkah strategis untuk meningkatkan volume transaksi multilateral.

Baca juga: Transaksi Komoditi Berbasis Syariah di ICDX Tembus Rp2,01 Triliun Sepanjang 2024

Pertama, edukasi dan literasi. Hal ini menjadi sangat penting, karena banyak masyarakat khususnya kalangan bisnis yang belum sepenuhnya memahami manfaat transaksi multilateral. Kedua, dari sisi produk, ICDX akan terus mengembangkan produk-produk multilateral yang sejalan dengan kebutuhan pasar.

“Dan yang ketiga, terkait teknologi dan infrastruktur perdagangan juga akan terus kami tingkatkan untuk memberikan pelayanan prima kepada pemangku kepentingan,” ujar Fajar dalam keterangan resmi, Rabu, 5 Februari 2025.

Transaksi multilateral adalah sistem perdagangan di mana banyak penjual bertemu banyak pembeli dan tidak saling mengenal (many to many). Transaksi ini terjadi di dalam bursa, sehingga seluruh transaksinya otomatis terdaftar di bursa.

Dalam mekanisme transaksi ini, ICDX sebagai bursa berperan dalam menyediakan fasilitas dan infrastruktur bagi anggota bursa untuk melakukan transaksi. Sedangkan Indonesia Clearing House (ICH) sebagai lembaga kliring memiliki peran dalam penjaminan dan penyelesaian transaksi, termasuk mengelola manajemen risiko, margin dan settlement.

Baca juga: Begini Gerak Saham Bank Mandiri Usai Rilis Kinerja Keuangan 2024

Sebagai informasi, di 2024 total transaksi multilateral mencapai 1.763.296 lot dengan notional value sebesar Rp150 Trilun. Kontrak GOLDGR dan GOLDUDMic merupakan produk transaksi multilateral dengan basis komoditas emas, sedangkan CPOTR adalah produk transaksi multilateral dengan basis komoditas Crude Palm Oil (CPO).

Adapun sebelumnya, Bappebti sudah menetapkan beberapa langkah strategis dalam penguatan industri perdagangan berjangka komoditi tahun 2025, yaitu optimalisasi implementasi Sistem Resi Gudang dan pengembangan Pasar Lelang Komoditas, penguatan transaksi multilateral berbasis komoditas unggulan Indonesia, dan peningkatan implementasi bursa CPO Indonesia. (*) Ari Astriawan

Galih Pratama

Recent Posts

Jalankan Transformasi Berkelanjutan, Asuransi Jasindo Catat Kinerja di Atas Industri

Poin Penting Asuransi Jasindo catat pertumbuhan premi dan laba bersih di atas rata-rata industri. Kinerja… Read More

5 hours ago

Dampak Bencana Sumatra, BSN Berikan Relaksasi kepada 8.000 Lebih Masyarakat

Poin Penting BSN beri relaksasi kredit bagi 8.000 lebih nasabah terdampak bencana di Sumatra. Relaksasi… Read More

6 hours ago

Purbaya Klaim Penempatan Dana Himbara Dorong Penurunan Suku Bunga, Ini Kata BI

Poin Penting Penempatan dana pemerintah ke Himbara bantu turunkan suku bunga deposito hingga 67 bps,… Read More

9 hours ago

Di Tengah Penurunan Aktivitas Kripto, Revisi RUU P2SK Jadi Jalan Keluar?

Poin Penting Volume transaksi kripto turun karena koreksi pasar dan revisi RUU P2SK. RUU P2SK… Read More

9 hours ago

BI Optimistis Pertumbuhan Kredit Desember 2025 Tembus 8 Persen

Poin Penting Bank Indonesia optimis pertumbuhan kredit Desember 2025 akan di atas 8 persen, meski… Read More

9 hours ago

Segini Penyaluran Kredit Hijau Bank Permata

Poin Penting Bank Permata salurkan Rp556 miliar untuk properti ramah lingkungan dan proyek Energi Baru… Read More

10 hours ago