Jakarta – Bank Mandiri terus mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) melalui penggunaan air yang berkelanjutan.
Bank berlambang pita emas ini berfokus pada pengurangan konsumsi air, peningkatan daur ulang dalam operasional perusahaan, serta pelestarian sumber air di pedesaan.
Saat ini, Bank Mandiri telah melengkapi beberapa gedungnya, seperti Plaza Mandiri, Menara Mandiri, dan Wisma Mandiri, dengan sistem daur ulang air.
Air hasil daur ulang ini kemudian digunakan untuk berbagai kebutuhan operasional, termasuk pemeliharaan tanaman, sanitasi, hingga air minum yang memenuhi baku mutu.
Baca juga: Bank Mandiri Perkuat Kebijakan Pembiayaan dan Produk Berkelanjutan
Corporate Secretary Bank Mandiri, M. Ashidiq Iswara menjelaskan, pihaknya secara konsisten melakukan pemantauan bulanan terhadap penggunaan air.
Langkah ini bertujuan untuk mengontrol tingkat konsumsi serta memastikan efektivitas penggunaan air bersih dalam operasional gedung.
“Kami mengoptimalkan pemanfaatan air efluen melalui sistem daur ulang dengan teknologi yang tepat. Dengan cara ini, air yang telah digunakan dapat diproses kembali untuk keperluan lain, sehingga dapat menghemat penggunaan air bersih,” ujar Ashidiq dalam keterangan tertulis, Minggu, 23 Market 2024.
“Bank Mandiri percaya bahwa langkah ini dapat menjadi contoh pengelolaan air yang berkelanjutan dan ramah lingkungan di lingkungan perkantoran,” sambungnya.
Baca juga: Livin & Kopra by Mandiri Dinobatkan sebagai “Super App Terbaik dan Terinovatif 2025”
Menurutnya, hingga akhir 2024, Bank Mandiri telah memanfaatkan sebanyak 88 ribu meter kubik (m³) air daur ulang, setara dengan 13 persen dari total penggunaan air.
Selain itu, bank ini juga menerapkan sistem reverse osmosis untuk mengelola efluen atau limbah cair. Per Desember 2024, sebanyak 32 ribu m³ limbah cair telah diolah melalui sistem ini.
Pengelolaan Limbah Cair Sesuai Standar Lingkungan
Ashidiq menambahkan, sistem pengelolaan limbah Bank Mandiri memastikan limbah cair yang dihasilkan gedung sesuai dengan standar lingkungan sebelum dilepaskan ke badan air.
Untuk menjamin kualitasnya, perusahaan melakukan pemeriksaan rutin setiap bulan bekerja sama dengan laboratorium terakreditasi.
“Hasil pemeriksaan dengan standar ilmiah ini menjadi dasar bagi laporan Bank Mandiri atas kepatuhan pada peraturan dan standar lingkungan,” jelas Ashidiq.
Baca juga: Genjot Kinerja Unitlink, Ini yang Bakal Dilakukan AXA Mandiri
Selain itu, Bank Mandiri juga memiliki lubang biopori dan sumur resapan di beberapa wilayah operasionalnya sebagai bagian dari strategi konservasi air.
Salah satu inisiatif terbesar adalah pembangunan danau buatan seluas 1,8 hektare di kawasan Mandiri University, Wijayakusuma. Kapasitas tampung ini dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air perusahaan, yang pada tahun 2024 mencapai 663.164 m³.
Dukung Akses Air Bersih untuk Masyarakat
Selain mengelola air di lingkungan perusahaan, Bank Mandiri juga berperan dalam meningkatkan akses air bersih bagi masyarakat.
Langkah ini sejalan dengan semangat perayaan Hari Air Sedunia untuk berkontribusi dalam pengelolaan sumber daya air secara berkelanjutan.
Melalui program Mandiri Sahabat Desa yang berkolaborasi dengan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD), Bank Mandiri telah menyalurkan bantuan kepada masyarakat di empat kabupaten, yaitu Banyumas, Temanggung, Pandeglang, dan Nabire pada Desember tahun lalu.
Sebanyak 3.719 keluarga di 17 desa telah menerima akses air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.
Baca juga: Bank Mandiri Siap Gelar RUPST 25 Maret, Ini Bocoran Agendanya
Bank Mandiri percaya bahwa mendukung akses masyarakat terhadap kebutuhan pokok merupakan bagian dari salah satu pilar keberlanjutan bank, yakni sustainability beyond banking.
Pilar ini berfokus pada upaya mendorong dampak sosial positif dalam mewujudkan SDGs atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB).
Program-program yang telah dijalankan selaras dengan TPB nomor 6 terkait air bersih dan sanitasi layak serta nomor 11 kota dan permukiman yang berkelanjutan.(*)