Dukung Pertumbuhan Berkelanjutan, Perusahaan Didorong Adopsi Praktik GRC

Dukung Pertumbuhan Berkelanjutan, Perusahaan Didorong Adopsi Praktik GRC

Jakarta – Tantangan bisnis ke depan semakin besar, terutama di tengah kondisi ekonomi global yang dibayangi ketidakpastian tinggi. Hal itu membuat pendekatan governance, risk, and compliance (GRC) semakin penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

Staf Ahli Bidang Pembangunan Daerah sekaligus Juru Bicara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI, Haryo Liman Seto, mengatakan perekonomian nasional saat ini dihadapkan pada berbagai tantangan, mulai dari volatilitas pasar hingga meningkatnya tensi geopolitik. Meski begitu, perekonomian nasional masih bisa tumbuh solid.

Untuk mewujudkan ambisi Presiden RI Prabowo Subianto yang membidik pertumbuhan ekonomi 8 persen, Haryo menegaskan praktik GRC bisa menjadi alat untuk menopang transformasi ekonomi yang efektif, transparan, dan berkelanjutan.

Haryo menambahkan, budaya organisasi harus didesain agar dapat mendukung proses transformasi. Kolaborasi antar semua pihak juga menjadi kunci dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen.

“Kesadaran tentang pentingnya prinsip tata kelola, tentu juga sangat kita perlukan,” kata Haryo saat menjadi pembicara dalam Top GRC Awards 2025 di Jakarta, Senin, 8 September 2025.

Baca juga: OJK Perkuat Tata Kelola Lewat Pengembangan  SI-GRC Terintegrasi

Sementara, Ketua Penyelenggara Top GRC Awards 2025, M. Lutfi Handayani, menegaskan GRC bukan hanya technic value, tetapi juga creating value. Menurutnya, GRC perlu melahirkan inovasi untuk memperbaiki proses bisnis sehingga kinerja perusahaan meningkat.

Ia juga menekankan tren penggunaan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) sangat relevan untuk mendukung implementasi GRC. “Dan, satu hal yang paling penting dalam sistem GRC adalah bagaimana sistem GRC itu benar-benar menjadi satu sistem yang diimplementasikan,” ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa, 9 September 2025.

GRC untuk Ketahanan Jangka Panjang

Sedangkan Ketua Komite Nasional Kebijakan Governansi (KNKG), Mardiasmo, mengatakan, GRC adalah alat penting untuk membangun ketahanan jangka pendek maupun jangka panjang bagi perusahaan.

“Dan, organisasi yang berkelanjutan, tak hanya bertahan, tetapi juga memberikan kontribusi bagi lingkungan di sekitar,” tegasnya.

Baca juga: Rekam Jejak Sjafrie Sjamsoeddin, Menko Polkam Ad Interim Gantikan Budi Gunawan

Adapun Ketua Dewan Juri Top GRC Awards 2025, Antonius Alijoyo, mengungkapkan, pengelolaan bisnis saat ini dan di masa depan tidak akan lepas dari pentingnya kemampuan dalam mengantisipasi ketidakpastian atau addressing uncertainty.

Di era yang dinamis dan penuh disrupsi, double materiality impact menjadi sangat relevan. Organisasi harus memahami dampak dari faktor eksternal yang memengaruhi keberlangsungan bisnisnya.

Namun di sisi lain, harus menyadari bahwa keputusan dan tindakan organisasi akan memiliki dampak terhadap lingkungan eksternal, termasuk aspek sosial dan lingkungan hidup.

“Dengan GRC, kita tidak hanya mampu mengelola risiko dan ancaman secara efektif, tetapi juga mampu memanfaatkan peluang yang ada untuk menciptakan nilai tambah yang berkelanjutan, bagi seluruh pemangku kepentingan,” tuturnya.

Baca juga: Ekonom: Purbaya Dipilih Prabowo karena Cocok Atur Fiskal Negara

Maka itu, praktisi GRC dituntut memiliki kompetensi mengambil keputusan yang tepat dan cerdas sekaligus bermoral, berintegritas, dan bertanggung jawab. Pasalnya, setiap keputusan yang diambil tidak hanya berdampak pada organisasi internal, tetapi juga membawa konsekuensi sosial, lingkungan, dan reputasi secara eksternal.

“Di sinilah pentingnya integrity dan ethical governance agar smart decision kita bisa menjadi wise decision,” tegas Antonius. (*) Ari Astriawan

Related Posts

News Update

Netizen +62