Jakarta – Sebagai dukungan dalam perkembangan keuangan syariah, PT Bank Maybank Indonesia, Tbk. (Maybank Indonesia atau Bank) melalui Unit Usaha Syariah (UUS), melakukan penandatanganan perjanjian induk repo bersama sejumlah bank umum dan bank syariah lainnya.
Menariknya, UUS Maybank Indonesia merupakan satu-satunya UUS yang berpartisipasi dalam penandatanganan yang difasilitasi oleh Bank Indonesia (BI).
Fasilitas Repo Syariah menjadi sebuah terobosan signifikan bagi sektor perbankan Syariah. Di mana, fasilitas ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif dalam memperkuat aktivitas dan memperluas ketersediaan likuiditas di pasar interbank antar bank syariah
Head of Shariah Banking Maybank Indonesia Romy Buchari menyambut baik pelaksanaan perjanjian repo induk ini. Menurutnya, pengembangan pasar repo dapat menjadi fondasi penting dalam pengembangan pasar keuangan nasional, khususnya keuangan syariah dalam mengelola likuiditas lembaga perbankan syariah di Indonesia.
“Keterlibatan UUS Maybank Indonesia pada kemitraan strategis hari ini merupakan cermin dari komitmen Maybank Indonesia sebagai pelopor strategi Shariah First untuk memajukan ekonomi Syariah di Indonesia,” jelasnya, dikutip, Senin, 29 Mei 2023.
Selain itu, kata dia, perjanjian ini diharapkan dapat mendorong kontribusi yang lebih besar dari pelaku perbankan syariah dalam pembangunan perekonomian berbasis syariah serta mewujudkan sektor keuangan syariah yang resilient sejalan dengan Roadmap Pengembangan Perbankan Syariah Indonesia 2020-2025.
Diketahui, industri keuangan syariah di Indonesia memiliki potensi pengembangan yang cukup menjanjikan. Berdasarkan data Statistik Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan (OJK), hingga Februari 2023, total aset UUS di Indonesia mencapai Rp245,8 triliun dari sebelumnya Rp218,4 triliun pada Februari 2022.
Terkait hal tesebut, Romy menyatakan bahwa inisiatif BI dapat mendukung pengembangan bisnis dan likuiditas UUS Maybank Indonesia sejalan dengan strategi M25+ yang diterapkan Maybank Group dan Maybank Indonesia.
Dalam strategi tersebut, Maybank Indonesia berkomitmen untuk membangun kepemimpinan dalam keuangan Syariah di Tanah Air melalui upaya proaktif Shariah First, dalam memperkenalkan keragaman solusi keuangan Syariah UUS Maybank Indonesia kepada masyarakat luas.
Fasilitas repo ini tentunya dapat menjadi bentuk kemitraan yang saling menguntungkan antar sesama pelaku perbankan syariah dan berkontribusi positif terhadap kinerja bank.
“Kami berharap fasilitas repo ini dapat memperkuat kepemimpinan UUS Maybank Indonesia dalam kancah industri keuangan syariah Indonesia, sejalan dengan strategi M25+ Maybank Group,” terangnya.
Pada kuartal pertama 2023, UUS Maybank Indonesia mencatat Laba operasional sebelum provisi naik 32,0% menjadi Rp225 miliar dengan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) turun secara signifikan seiring dengan membaiknya kualitas aset.
Adapun, UUS Maybank Indonesia mencatatkan kenaikan signifikan pada Laba Sebelum Pajak (PBT), yaitu sebesar 178,4% menjadi Rp236 miliar pada kuartal pertama 2023.
Total aset UUS sendiri tumbuh menjadi Rp39,61 triliun dari Rp38,33 triliun, menyumbang kontribusi terhadap total aset bank (Bank saja) sebesar 26,4%.
Selain itu, pembiayaan UUS tumbuh menjadi Rp24,74 triliun dari Rp24,56 triliun, terutama pembiayaan pada segmen UKM dan ritel.
Secara bersamaan, bank juga melanjutkan strategi untuk mengoptimalkan pendanaan berbiaya rendah, sehingga strategi ini mendorong kenaikan pada CASA Unit Usaha Syariah sebesar 30,4% menjadi Rp15,33 triliun dari Rp11,76 triliun tahun lalu dengan rasio CASA yang meningkat menjadi 49,4% dari 40,6%.
Rasio Non-Performing Financing/NPF Unit Usaha Syariah tercatat membaik menjadi 2,7% (gross) dan 2,1% (net) pada Maret 2023, dari 4,0% (gross) dan 2,7% (net) pada Maret 2022.(*)
Editor: Galih Pratama