Purwokerto – Bank HSBC Indonesia bekerjasama dengan Putera Sampoerna Foundation (PSF) dan Sampoerna University (SU) menyelenggarakan seminar dan lokakarya (semiloka) keuangan dan perbankan bertajuk “Memperkuat Sinergi Tripartit Pendidikan Tinggi untuk Pembangunan” di Kota Purwokerto, Jawa Tengah. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian program HSBC Indonesia Membina, yaitu sebuah program edukasi dan literasi keuangan yang secara strategis menyasar mahasiswa dan dosen di berbagai daerah di Indonesia.
Head of Corporate Sustainability HSBC Indonesia, Nuni Sutyoko menjelaskan bahwa selama tiga tahun terakhir, HSBC Indonesia bersama PSF dan SU telah menginisiasi berbagai program terkait edukasi literasi keuangan.
“Semoga inisiatif ini dapat menciptakan efek domino bagi lebih banyak penerima manfaat, yang pada akhirnya dapat membantu pemberdayaan masyarakat lewat pendidikan dan berkontribusi pada percepatan ekonomi,” kata Nuni melalui keterangan resminya, Selasa 9 Oktober 2018.
Ia juga menambahkan melalui rangkaian program edukasi dan literasi keuangan seperti ini, kami berharap mahasiswa dan dosen di Purwokerto dapat membarui dan memperluas pengetahuannya mengenai situasi bisnis di era disrupsi digital.
Merujuk pada hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), jumlah pengguna internet di Indonesia sendiri pada tahun 2017 telah mencapai 143 juta jiwa dari total 262 juta penduduk, di mana mayoritas persebarannya terpusat di Pulau Jawa. Untuk Purwokerto, survei yang dilakukan Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Purwokerto juga menemukan bahwa penetrasi ekonomi digital, yang kebanyakan masih didominasi sektor e-commerce, juga terus menunjukkan kenaikan yang signifikan selama 5 tahun terakhir.
Wahyoe Soedarmono selaku Project Manager Program Kerjasama HSBC-PSF sekaligus ekonom dari Sampoerna University mengatakan, Teknologi bisa menjadi pendorong perekonomian, mengingat kemajuan teknologi informasi dan perkembangan internet bukan hanya menyebabkan perubahan dalam menjalin relasi sosial masyarakat, tapi juga pola konsumsi dan aktivitas belanjanya.
“Karenanya, penting bagi daerah yang ekonomi digitalnya sedang tumbuh seperti Purwokerto ini untuk mempersiapkan dan mendorong sumber daya manusianya agar semakin kompetitif,” kata Wahyoe.
Ada dua hal utama yang ingin dicapai dari penyelenggaraan semiloka ini. Pertama, peningkatan kapasitas dan kemampuan mahasiswa dalam menghadapi tuntutan dunia kerja. Kedua, peningkatan kualitas riset sivitas akademika yang tentunya dapat semakin relevan dengan perkembangan terbaru di dunia bisnis.
Untuk itu, selain edukasi keuangan yang menyasar mahasiswa, turut diselenggarakan pula lokakarya riset bagi para dosen perguruan tinggi lokal, yang mencakup teknik penulisan dan publikasi hasil penelitian.
“Agar edukasi ini mampu berdampak holistis, mutlak diperlukan sinergi tripartit pendidikan tinggi yang melingkupi universitas, dunia bisnis dan pemerintah/masyarakat setempat. Karenanya, kami dan HSBC Indonesia menggandeng sivitas akademika di Purwokerto untuk bersama-sama mengadakan semiloka ini,” jelas Wahyoe.
Semiloka sendiri diselenggarakan selama tiga hari yaitu pada Senin, 8 Oktober 2018 hingga Rabu, 10 Oktober 2018. Adapun lokasi penyelenggaraan kegiatan ini bertempat di Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Pada hari pertama, kegiatan berisi ceramah dari dosen tamu. Sedangkan kegiatan di hari kedua dan ketiga adalah lokakarya penelitian untuk dosen yang relevan, baik untuk tujuan akademik ataupun untuk pemberdayaan masyarakat sekitar.(*)