Ilustrasi: Pelayanan Bank Jateng/istimewa
Jakarta – Kinerja keuangan Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah (Bank Jateng) mengalami tekanan pada 2024, terutama dari sisi laba bersih yang turun signifikan sebesar 19,92 persen yoy menjadi Rp1,27 triliun dari sebelumnya Rp1,59 triliun pada 2023.
Sebagai catatan, laba Bank Jateng mengalami pertumbuhan yang terkontraksi sudah terjadi selama dua tahun berturut-turut. Di 2023, laba bersih bank ini turun 13,28 persen atau dari Rp1,83 triliun di 2022 menjadi Rp1,59 triliun. Kemudian, berlanjut di 2024. Adapun di 2022, Bank Jateng berhasil mencetak pertumbuhan laba yang mengesankan, yakni mencapai 37,73 persen, tertinggi sepanjang periode 2020-2024.
Penurunan laba Bank Jateng di 2024, terjadi meskipun pendapatan bunga tumbuh 1,52 persen menjadi Rp7,15 triliun. Sayangnya, peningkatan beban bunga yang lebih besar, yaitu 13,72 persen menjadi Rp2,56 triliun, menekan pendapatan bunga bersih bank yang dipimpin Irianto Harko Saputro sebagai Plt. direktur utama ini.
Baca juga: Adu Laba Bank BUMN Sepanjang 2024, Siapa Juaranya?
Pendapatan bunga bersih Bank Jateng turun 4,20 persen menjadi Rp4,60 triliun dari sebelumnya Rp4,79 triliun. Dampaknya, net interest margin (NIM) menyusut dari 5,83 persen menjadi 5,35 persen, menandakan berkurangnya efisiensi dalam memperoleh keuntungan dari aktivitas intermediasi.
Selain itu, beban operasional lainnya juga meningkat 1,77 persen menjadi Rp2,75 triliun, menyebabkan rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) naik dari 73,94 persen menjadi 77,41 persen. Meskipun rasio ini masih berada dalam batas ideal di bawah 85 persen, kenaikan BOPO mencerminkan efisiensi bank yang sedikit menurun dibandingkan tahun sebelumnya.
Di tengah tekanan beban yang meningkat, fungsi intermediasi Bank Jateng tetap menunjukkan kinerja positif. Dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 8,61 persen menjadi Rp73,98 triliun, dengan pertumbuhan terbesar berasal dari deposito yang naik 15,66 persen menjadi Rp37,92 triliun. Sementara giro turun 12,25 persen menjadi Rp8,70 triliun dan tabungan naik 7,66 persen menjadi Rp27,34 triliun.
Peningkatan deposito berdampak pada penurunan rasio dana murah (giro dan tabungan) terhadap total DPK dari 51,86 persen di 2023 menjadi 48,73 persen di 2024, yang berarti biaya dana menjadi lebih mahal bagi Bank Jateng.
Sementara itu, penyaluran kredit tumbuh sebesar 3,93 persen menjadi Rp63,98 triliun. Meskipun pertumbuhan kredit relatif moderat, kualitas kredit Bank Jateng menunjukkan perbaikan. Hal ini terlihat dari penurunan rasio non performing loan (NPL) net dari 0,52 persen menjadi 0,11 persen, menandakan bahwa kredit bermasalah semakin terkendali. Adapun NPL gross sedikit meningkat dari 3,54 persen menjadi 3,65 persen, tetapi masih jauh di bawah batas aman 5% yang ditetapkan regulator.
Adapun total aset Bank Jateng di 2024 tumbuh 6,72 atau dari Rp88,45 triliun menjadi Rp94,40 triliun.
Baca juga: Laba Bank Banten Melonjak 95,56 Persen jadi Rp52 Miliar di 2024, Ini Faktor Pendorongnya
Dari sisi kecukupan modal, capital adequacy ratio (CAR) meningkat tipis dari 22,28 persen menjadi 22,40 persen. Hal ini menunjukkan Bank Jateng tetap memiliki permodalan yang kuat untuk mendukung ekspansi bisnisnya ke depan. Sementara itu, loan to deposit ratio (LDR) turun dari 88,98 persen menjadi 85,32 persen, masih dalam rentang ideal 78 persen – 92 persen, yang berarti likuiditas Bank Jateng tetap dalam kondisi aman.
Menurut Infobank Institute, penurunan laba bersih menjadi tantangan utama bagi Bank Jateng tahun ini. Meski demikian, kinerja DPK dan kredit yang tetap tumbuh, serta perbaikan kualitas kredit, menjadi faktor positif yang dapat menopang pertumbuhan Bank Jateng ke depan. (*) Ari Nugroho
Poin Penting Modal asing masuk Rp0,24 triliun ke Indonesia pada pekan ketiga Desember 2025, terutama… Read More
Poin Penting Danantara Indonesia dan BP BUMN mengerahkan 1.066 relawan serta 109 armada truk melalui… Read More
Bank INA dan Indomaret salurkan 250 paket nutrisi di Depok untuk mencegah stunting. Program CSR… Read More
Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,10 persen ke level 8.609,55 pada Jumat (19/12). Indeks INFOBANK15… Read More
Poin Penting IHSG turun 0,59 persen pada pekan 15–19 Desember 2025, dengan kapitalisasi pasar melemah… Read More
Poin Penting IHSG turun 0,59 persen sepekan ke level 8.609,55. Kapitalisasi pasar melemah menjadi Rp15.788… Read More