Jakarta – Presiden Joe Biden kembali salah ucap ketika berbicara di hadapan publik. Kali ini, Biden keliru menyebut Kamala Harris sebagai Wakil Presiden Donald Trump yang menjadi rekan duelnya di Pilpres AS.
Hal ini terjadi dalam konferensi pers solo di konferensi tingkat tinggi (KTT) peringatan 75 tahun NATO di Washington DC, AS, Kamis (11/7).
Mulanya, Biden ditanya awak media setempat mengenai potensi Kamala Harris mengalahkan Trump apabila dia memegang tiket untuk menjadi kandidat presiden AS.
Biden kemudian menjawab bahwa dirinya tidak akan memilih “Wakil Presiden Trump untuk menjadi wakil presiden” apabila tidak memenuhi syarat menjadi seorang presiden.
Baca juga : Siapa Paling Berpotensi Gantikan Joe Biden? Ada Nama Michelle Obama dan Kamala Harris
“Begini, saya tidak akan memilih Wakil Presiden Trump untuk menjadi wakil presiden [jika] menurut saya dia tidak memenuhi syarat untuk menjadi presiden,” kata Biden, dinukil CNBC, Jumat, 12 Juli 2024.
Keseleo lidah yang dialami Biden di depan publik bukan kali ini terjadi. Sebelumnya, ia salah ucap dengan menyebut Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sebagai Vladimir Putin alias Presiden Rusia.
“Dan sekarang saya ingin menyerahkannya kepada Presiden Ukraina, yang memiliki keberanian sebanyak tekadnya. Tuan-tuan dan nyonya-nyonya, Presiden Putin,” katanya dilansir CNN.
Kesalahan yang sama juga pernah diucapkan Biden dengan menyebut kepala stafnya sebagai “panglima tertinggi saya” sebelum menyadari kesalahannya.
Ia juga terkadang menyampaikan tanggapan yang berbelit-belit, seperti jawaban tujuh menit atas pertanyaan tentang Tiongkok. Saat dia memberikannya, dia kadang-kadang terhenti di tengah kalimat dan tersandung kata-katanya.
Baca juga : Tetap ‘Kekeuh’ Nyapres, Joe Biden Galang Dukungan Pemilih Kulit Hitam di Philadelphia
“Beberapa teman kita di Eropa akan membatasi investasi mereka di Rusia, maksud saya, maaf, di Tiongkok,” kata Biden.
Pun begitu, ketika Biden mengutip angka-angka. Dia berulang kali mengawali dengan pernyataan bahwa dia mungkin salah menyebutkan angkanya.
“Jangan tanya saya angka pastinya,” ucapnya.
Biden juga sering menyela dirinya sendiri di tengah-tengah kalimat, dan beralih ke topik yang tidak ada kaitannya saat ia berusaha menyampaikan argumennya untuk dipilih kembali.
“Masih banyak yang bisa kita lakukan. Saya bertekad untuk menyelesaikannya. Ini tentang kebebasan. Ngomong-ngomong, aku akan mengakhiri ini, aku tidak akan melakukan itu… Haley harus datang juga,” katanya sebelum terdiam.
Ajang Pembuktian
Konferensi pers pada acara KTT peringatan 75 tahun NATO di Washington DC, AS, Kamis (11/7) itu dianggap sebagai kesempatan terbaik bagi Biden untuk membuktikan kepada Partai Demokrat bahwa ia mampu menangani pertanyaan-pertanyaan sulit dan berpikir mandiri dalam lingkungan yang tidak sesuai dengan skenario.
Tekanan terhadap Biden untuk mundur dari pemilu tahun 2024 telah meningkat selama berminggu-minggu, menyusul kinerja buruknya dalam debat melawan Trump pada tanggal 27 Juni dan kegagalan kampanyenya untuk meredakan kekhawatiran para pemilih mengenai kesehatannya.
Namun, dengan cepat menjadi jelas bahwa konferensi pers Biden yang berlangsung selama satu jam tidak membuat kekhawatiran Partai Demokrat berhenti.
Empat menit setelah dia turun dari panggung, anggota DPR Jim Himes dari Connecticut, petinggi Partai Demokrat di Komite Intelijen DPR, mengeluarkan pernyataan yang menyerukan agar Biden mundur dari pencalonan.
Tak lama kemudian, Rep. Scott Peters, D-Calif., melakukan hal yang sama.
“Pertaruhannya tinggi dan kita berada di jalur kekalahan,” kata Peters dalam sebuah pernyataan. (*)
Editor : Galih Pratama