Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat hingga minggu keempat Januari 2024, aliran modal asing keluar (capital outflow) dari Indonesia senilai Rp3,20 triliun.
Berdasarkan data transaksi yang dihimpun BI periode 22 hingga 25 Januari 2024, nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp3,20 triliun.
Aliran modal asing di minggu ketiga 2024, mencatatkan aliran modal asing keluar di Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
Baca juga: Kemenkeu Nilai Pasar SBN Tanah Air Masih Moderat
“Terdiri dari jual neto Rp3,31 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp0,52 triliun di pasar saham, serta jual neto Rp0,41 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI),” kata Asisten Gubernur BI, Erwin Haryono dikutip 27 Januari 2024.
Sementara itu, premi risiko investasi atau premi credit default swaps (CDS) Indonesia 5 tahun naik ke level 74,11 bps per 25 Januari 2024, dibandingkan dengan 73,13 bps per 19 Januari 2024.
Dengan demikian, selama tahun 2024, berdasarkan data setelmen sampai dengan 25 Januari 2024, nonresiden beli neto Rp7,11 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp7,35 triliun di pasar saham. Kemudian, beli neto Rp18,92 triliun di SRBI.
Selain itu, BI juga melaporkan perkembangan nilai tukar 22 sampai 26 Januari 2024. Tercatat, nilai tukar per hari Kamis (25/1), rupiah ditutup di level (bid) Rp15.820 per dolar AS, dan dibuka pada level (bid) Rp15.825 per dolar AS pada Jumat (26/1).
Baca juga: Awal 2024, Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Melemah Tipis
Lalu, yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun naik ke 6,63 persen pada Kamis (25/1) dan stabil di level 6,63 persen pada Jumat (26/1).
Sementara untuk indeks dolar (DXY) menguat ke level 103,57 dan yield UST (US Treasury) dengan tenor 10 tahun turun ke level 4,118 persen. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra