Duet Pahala dan Chandra Hamzah Jadi Tombak Baru bagi BTN

Duet Pahala dan Chandra Hamzah Jadi Tombak Baru bagi BTN

Jakarta – Awal Mei lalu, ada kabar baik dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bagi bank dengan aset kelima terbesar di Indonesia yakni PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Regulator industri keuangan tersebut resmi menyetujui pengangkatan Chandra Martha Hamzah selaku Komisaris Utama Independen Bank BTN terhitung sejak tanggal 4 Mei 2020.

Bersamaan dengan surat tersebut, OJK juga merestui pengangkatan Jasmin untuk posisi Direktur Distribution & Retail Funding efektif pada 4 Mei 2020. OJK juga menyetujui pengangkatan Mantan Direktur Utama PT Bank UOB Buana, Armand Bachtiar Arief, menjadi Komisaris Independen Bank BTN terhitung sejak 14 Mei 2020.

Hadirnya Chandra yang juga mantan pejabat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Bank BTN ini sejak awal telah ramai diperbincangkan, terutama ketika disandingkan dengan Pahala Nugraha Mansury di posisi Direktur Utama Bank BTN. Penetapan keduanya dilakukan melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bank BTN pada 27 November 2019.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir ketika itu menyebutkan duet Chandra dan Pahala tersebut akan menjadi tombak perubahan baru bagi Bank BTN. Termasuk, upaya meningkatkan kinerja di BUMN. “BTN ini ujung tombak pembiayaan perumahan rakyat nasional,” tutur Erick.

Duduk sebagai pimpinan dewan komisaris  Bank BTN, Chandra memiliki latar belakang hukum yang cukup lengkap. Sebagai ahli hukum, Chandra memiliki empat lisensi, yakni konsultan hak kekayaan intelektual, hukum pajak, hukum pasar modal, dan pengacara. Selain pengalaman di firma hukum dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Chandra juga pernah menjadi komisaris utama PT PLN (Persero) pada akhir 2014.

Chandra menduduki komisaris utama PLN pada 2014 dengan harapan bisa membuat tata  kelola perusahaan pelat merah itu makin baik. Apalagi, kala itu PLN memiliki misi besar, yakni mengejar target proyek listrik 35.000 watt. Salah satu prestasi terbesar Chandra adalah saat menerima integrtiy award dari Bank Dunia pada 2010. Chandra menerima penghargaan itu karena dinilai memiliki integritas dalam gerakan pemberantasan korupsi di Indonesia.

Chandra bisa dibilang cukup aktif soal pemberantasan korupsi sejak tergabung dalam Tim Gabungan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi pada 2000-2001. Lalu, dia juga menjadi anggota tim persiapan pembentukan komisi anti korupsi hingga menjabat Wakil Ketua KPK bidang Penindakan serta Bidang Informasi dan Data pada 2007-2011.

Bersanding dengan Chandra, Pahala pun memiliki pengalaman kerja mumpuni di berbagai perusahaan. Pahala memiliki pengalaman yang panjang di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. sejak 2003 hingga 2017. Pahala pun sempat menyicipi posisi direktur keuangan di Bank Mandiri sejak 2010 sampai 2017. Setelah itu, Pahala berpetualang ke BUMN lainnya seperti, Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk., dan Direktur Keuangan PT Pertamina (Persero).

Berbicara prestasi di sektor perbankan, selama menjabat direktur keuangan Bank Mandiri, Pahala ikut berkontribusi mendongkrak laba bersih sebesar 120,59% menjadi Rp20,33 triliun pada 2015 dibandingkan pertama kali menjabat pada 2010 senilai Rp9,21 triliun. Lalu, rasio net interest margin (NIM) Bank Mandiri selama Pahala menjabat sempat tembus 6,29% pada 2016 dibandingkan 5,39% pada 2010.

Tak hanya mendulang cuan, Pahala juga ikut berkontribusi menekan rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) ke level terendah pada 2013 sebesar 63,93% dibandingkan dengan 66,43% pada 2010. Rasio net performing loan (NPL) gross Bank Mandiri juga mampu di tekan pada masanya hingga tembus 1,6% pada 2013 dibandingkan dengan 2,21% pada 2010.

Kerja keras Pahala di Bank Mandiri itu pun menuai hasil pada 2013 ketika dirinya dinobatkan sebagai Chief Financial Officer terbaik di Asia Tenggara dalam ajang Southeast Asia Institutional Investor Corporate Awards 2013. Penghargaan itu adalah hasil polling 473 investor dan analis dari berbagai negara, termasuk Amerika Serikat dan Eropa.

Semenjak bergabung di Bank BTN, Pahala memiliki target jelas pada bank spesialis Kredit Pemilikan Rumah (KPR) ini. Pria lulusan program Master Stern School of Business di New York University tersebut bermimpi menjadikan Bank BTN sebagai bank KPR terbesar di Asia Tenggara. Pahala juga berniat mengembalikan hakikat Bank BTN sebagai bank tempat menabung untuk memiliki rumah.

Analis Ciptadana Sekuritas Asia Erni Marsella Siahaan mengatakan, keberadaan Pahala sebagai direktur utama BTN bisa membawa dampak yang positif bagi perseroan. Dengan pengalaman panjangnya di Bank Mandiri yang cukup kuat di segmen ritel, Pahala bisa menerapkannya di BTN yang juga mengejar segmen tersebut.

“Hal itu terlihat dari perubahan nomenklatur di jajaran direksi sejak dia memimpin BTN. Kini, jajaran direksi BTN dipisah berdasarkan spesialisasinya, yakni pendanaan dan pinjaman,” ujarnya.

Dari hasil RUPS pada akhir 2019, beberapa nomenklatur jabatan di BTN memang mengalami perubahan, seperti Direktur Consumer Banking menjadi Direktur Consumer & Commercial Lending. Direktur Distribution & Network menjadi Direktur Distribution & Retail Funding.

Beberapa perubahan nomenklatur lainnya, yakni Direktur Finance, Treasury, & Strategy menjadi Direktur Finance, Planning, & Treasury. Direktur Strategic Human Capital menjadi Direktur Human Capital, Legal, & Complience. Lalu, Direktur IT & Operation menjadi Direktur Operation, IT, & Digital Banking. Lalu, ada satu posisi direktur baru yang belum ada sebelumnya, yakni Direktur Enterprise Risk Management, Big Data, & Analytics.

Posisi Direktur Consumer & Commercial Lending BTN diisi oleh Hirwandi Gafar, bankir senior di BTN.  Lalu, Direktur Distribution & Retail Funding diisi oleh Jasmin. 

Jasmin, eks bankir di Bank Mandiri itu menjadi Direktur Distribution & Retail Funding karena memang memiliki pengalaman yang kuat di bidang tersebut. Tak hanya Jasmin, Setiyo Wibowo, eks Bank Mandiri yang punya latar belakang pendanaan yang kuat juga bakal mengisi posisi Direktur Enterprise Risk Management, Big Data, & Analytics. Dengan komposisi direksi itu, BTN dinilai bisa mencapai tujuan untuk mengejar pertumbuhan dana pihak ketiga ritel.

Marsella mengatakan, BTN berencana mengurangi eksposur ke pendanaan nonkonvensional seperti, obligasi dan pinjaman bilateral yang relatif lebih mahal menjadi deposito. Untuk deposito, perseroan pun mengincar segmen ritel ketimbang institusi yang menjadi mayoritas saat ini. “Dengan begitu, BTN bisa menekan biaya dana karena ditopang oleh perlambatan pertumbuhan pinjaman, suku bunga acuan yang rendah, dan kebijakan makroprudensial yang akomodatif,” ujarnya.

Sementara itu, menatap kuartal II/2020, di tengah kondisi bisnis yang mengalami kontraksi, Pahala dan jajaran direksinya mampu membawa Bank BTN tetap mencatatkan pendapatan bunga bersih senilai Rp2,17 triliun. Lalu, perseroan juga mendulang laba bersih senilai Rp457,09 miliar. “Kami juga memiliki pencadangan, permodalan, dan likuiditas yang cukup kuat untuk bertahan di tengah kondisi pandemi seperti saat ini,” ujar Pahala.

Masih banyak mimpi besar Pahala akan Bank BTN. Namun, tidak sedikit tantangan untuk mencapai mimpi tersebut. Melihat sepak terjang serta kredibilitas Chandra dan Pahala serta jajaran top management BBTN, besar harapan Bank BTN terus melaju positif di tengah gelombang pandemi hingga mencapai mimpi besar menjadi Bank KPR Terbesar di Asia Tenggara. (*)

Related Posts

News Update

Top News