Jakarta – Non fungilable token (NFT) dinilai memiliki potensi yang besar di dalam negeri untuk ke depannya. Karena, NFT sendiri kini menjadi instrumen yang populer untuk memasarkan berbagai jenis produk. Namun di balik itu, ada sejumlah tantangan yang cukup krusial seiring dengan kepopulerannya.
Hal tersebut seperti yang diungkapkan CEO Enevti, Aldo S. Putra dalam sebuah webinar yang diselenggarakan Institute of Social Economic Digital (ISED) bertajuk ‘Peluang dan Tantangan Metaverse dalam Ekonomi Virtual’ yang diadakan secara daring, Rabu malam, 23 Februari 2022.
“Tantangan dari NFT sebetulnya banyak sekali, tapi saya hanya akan highlights dua tantangan saja yang menurut saya krusial untuk diselesaikan segera,” ujar Aldo.
Pertama, adalah utility. Menurutnya, utility adalah tantangan yang sangat krusial untuk diselesaikan segera. Utility ini ialah terkait bagaimana sang kreator membuat NFT-nya agar bernilai lebih dari perihal seni semata, yakni mencakup kreativitas si kreator, kemudahan platform, serta barrier technology.
“Tantangan selanjutnya adalah harmful content and copyright yang merupakan salah satu isu penting dan krusial lainnya,” kata Aldo.
Karena, menurutnya, tiap NFT seharusnya merupakan sebuah aset digital yang hanya dimiliki oleh satu orang, tapi kenyataannya banyak pula yang melakukan maping ulang dan melanggar copyright dalam beberapa aspek. Belum lagi, lanjut Aldo, ada sejumlah konten yang tidak ramah bagi beberapa kalangan usia. (*) Bagus Kasanjanu