“Padahal kalau nilainya lebih besar dan sebarannya merata itu feedback-nya akan lebih besar lagi kepada pertumbuhan ekonomi. Dan KUR sendiri akan berdaya saing dengan mengalahkan rentenir,” ucapnya.
Dia menilai, KUR yang tidak merata ini membuat daya beli masyarakat tak beranjak positif, terlebih di tengah kondisi harga pangan yang tidak bisa dikontrol oleh pemerintah. “Saat ini inflasi sangat kecil, tapi sayangnya daya beli masyarakat masih rendah. Jika inflasi rendah tapi bisa genjot daya beli, percuma. Jangan sampai masalah ini terus belanjut,” tegasnya.
Baca juga: NPL Turun, Risiko Bisnis Bank Berkurang
Di tempat yang sama, Anggota Komisi XI DPR, Johnny G. Plate menambahkan, plafon KUR yang ditetapkan sebesar Rp110 triliun di 2017 ini, sama saja dengan 0,45% dari total APBN 2017. Menurutnya, angka tersebut masih sangat kecil jika dibandingkan dengan total keseluruhan anggaran 2017.
“Itu sangat kecil. Jadi yang dibutuhkan saat ini keberpihakan pemerintah demi keadilan. Ini penting untuk mengatasi kemiskinan absolut,” tutupnya. (*)
Editor: Paulus Yoga
Page: 1 2
Poin Penting Tri Pakarta merelokasi Kantor Cabang Pondok Indah ke Ruko Botany Hills, Fatmawati City,… Read More
Jakarta - Bank Mandiri terus memperkuat dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi wilayah dengan menghadirkan Livin’ Fest… Read More
Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More
Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More
Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More
Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More