Jakarta – Bank Indonesia (BI) mengaku masih membuka peluang untuk melonggarkan kebijakan moneter guna terus mendorong pertumbuhan kredit perbankan yang saat ini dirasa masih lesu atau berada pada kisaran 9,9% hingga bulan Juni 2019
“Ke depan, Bank Indonesia memandang terbuka ruang kebijakan makroprudensial yang akomodatif untuk mendorong pertumbuhan kredit tanpa mengganggu stabilitas sistem keuangan,” kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo di Perkantoran BI Jakarta, Kamis 22 Agustus 2019.
Tak hanya itu, bank sentral juga terus memperluas pembiayaan bagi perekonomian, termasuk pembiayaan ramah lingkungan. Perry menambahkan, kebijakan sistem pembayaran dan pendalaman pasar keuangan juga terus diperkuat guna mendukung pertumbuhan ekonomi.
Menurutnya, stabilitas sistem keuangan tetap terjaga, disertai dengan risiko kredit yang terkendali dan fungsi intermediasi yang berlanjut. Perkembangan ini tercermin dari rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) perbankan Juni 2019 yang tetap tinggi yakni 22,5%, dan rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) yang tetap rendah yakni 2,5% (gross) atau 1,2% (net).
Perry menyebutkan, fungsi intermediasi hingga saat ini juga masih tetap berlanjut, meskipun pertumbuhan kredit sedikit melambat dari 11,1% (yoy) pada Mei 2019 menjadi 9,9% (yoy) pada Juni 2019. Stabilitas sistem keuangan yang terjaga juga ditopang kinerja korporasi go public yang tetap baik seiring kemampuan membayar yang tetap sehat. (*)
Editor: Rezkiana Np