Sementara berdasarkan catatan BI, tahun lalu mayoritas atau 55 persen petani padi memperoleh pembiayaan dari para tengkulak, pengijon dan pembiayaan informal lainnya. Dan hanya 15 persen saja yang mendapat akses pembiayaan dari perbankan.
Baca juga: Asuransi Pertanian Dongkrak Daya Saing Petani
Selain itu, dia meyakini, dengan adanya corporate farming, mekanisme dan alat modern bisa masuk ke sistem produksi sehingga akhirnya produktivitas naik. Kemudian setelah panen, pemasaran dan distribusi produk mereka juga bisa memotong jalur tengkulak dan langsung ke konsumen.
“Selama ini alat modern gak bisa masuk karena lahannya terbatas kan, kecil-kecil kurang dari 1 hektare. Jadi dengan corporate farming yang penting kelembagaan petani jadi kuat. Saat menghadapi bank, kekuatan mereka naik,” tandas Dody. (*)
Editor: Paulus Yoga
Jakarta - Terdakwa Harvey Moeis dinyatakan bersalah atas tindak pidana korupsi pada penyalahgunaan izin usaha… Read More
Jakarta - PT KAI (Persero) Daop 1 Jakarta terus meningkatkan kapasitas tempat duduk untuk Kereta… Read More
Jakarta – Starbucks, franchise kedai kopi asal Amerika Serikat (AS) tengah diterpa aksi pemogokan massal… Read More
Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI) siap melayani kebutuhan nasabah seiring tingginya mobilitas… Read More
Jakarta - Dalam rangka menyambut Natal 2024, Bank Mandiri menegaskan komitmennya untuk berbagi kebahagiaan melalui… Read More
Jakarta – Sejumlah bank di Indonesia melakukan penyesuaian jadwal operasional selama libur perayaan Natal dan… Read More