Selain itu, kata Agus, melalui pembentukan corporate farming ini, maka para petani juga akan mendapatkan kemudahan akses pembiayaan dari lembaga formal karena skalanya lebih besar, sehingga risiko pembiayaannya jadi lebih kecil.
Baca juga: BI Dukung Inovasi Pembiayaan Sektor Pertanian
“Pembiayaan dari bank juga jadi lebih mudah karena memang skalanya korporasi. BUMP itu bukan kita utamakan kelembagaan tapi asal petani itu bisa berkontrak saja bisa jadi CV atau firma, yang bisa berhubungan dengan bank dengan lebih efektif,” tukas Agus.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi Moneter BI Dody Budi Waluyo menambahkan, sejauh ini, perbankan melihat sektor petani memiliki risiko pembiayaan yang tinggi. Oleh sebab itu, pembiayaan ke sektor pertanian masih sangat rendah dibanding sektor-sektor lainnya. (Besambung ke halaman berikutnya)
Jakarta - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menjajaki penguatan permodalan PT Bank Pembangunan Daerah… Read More
Jakarta - Asosiasi Fintech Syariah Indonesia (AFSI) sebagai salah satu pemain keuangan syariah, terus bergerak… Read More
Jakarta - PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) melaporkan kinerja pendapatan untuk sembilan bulan pertama… Read More
Jakarta - Penasihat Khusus Bidang Ekonomi Presiden Bambang Brodjonegoro menyatakan transisi energi berpotensi dapat menarik investasi… Read More
Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pertumbuhan ekonomi RI di kuartal III… Read More
Jakarta - Penasihat Khusus Presiden Bidang Ekonomi Bambang Brodjonegoro mengungkapkan belum mengetahui rencana kenaikan Pajak… Read More