Jakarta – Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Doni Primanto Joewono menyatakan, di tengah pelemahan ekonomi yang masih berlangsung akibat pandemi, pihaknya berfokus pada lima hal guna mendorong pemulihan ekonomi secara cepat.
Yang pertama, pihaknya terus mendorong agar penyerapan anggaran dan pendapatan belanja negara (APBN) agar bisa lebih cepat. Karena menurutnya, penyerapan APBN merupakan kunci dari ketidakpastian ekonomi
“Kalau ditanya yg paling efektif saat ini, kita harus melakukan penyerapan APBN yg paling utama. Intinya, kita juga mendorong penyerapan APBN ini menjadi salah satu penggerak utama (ekonomi),” ujar Doni pada forum group discussion di Jakarta, Rabu, 14 Oktober 2020.
Selanjutnya, BI selalu menjaga kecukupan likuiditas dengan pelonggaran kebijakan moneter yakni quantitative easing. Selain itu, BI juga sudah menerapkan skema burden sharing.
“Yang ketiga yang terpenting, kita harus segera mendorong industri yang produktif dan aman sesuai dengan protokol kesehatan,” katanya.
Doni melanjutkan, poin keempat, mendorong restrukturisasi kredit, terutama bagi kredit-kredit usaha mikro kecil dan menengah. Dan yang terakhir, kami terus mendorong wacana new normal agar UMKM go digital.
“Kelima hal inilah yang menjadi concern kita. Namun, tetap poin ketiga yang utama adalah mendukung sektor produktif yang aman dan tetap memperhatikan protokol COVID-19,” tegasnya.
Di kesempatan yang sama, Kepala Departemen Statistik BI, Yati Kurniati menyatakan, ekonomi nasional menunjukkan tanda2 akan mengalami perbaikan. Hal ini terlihat dari survei yang dilakukan BI terhadap lebih dari 300 responden korporasi dan 4.600 responden rumah tangga.
“Untuk kebutuhan pembiayaan tiga bilan ke depan, hampir semua positif, ada optimisme, ada upaya meningkatkan kapasitas produksi di masing-masing sektor,” terangnya. (*) Bagus Kasanjanu