Jakarta – Dalam rangka pengembangan teknologi informasi, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, menyiapkan anggaran dana belanja modal atau Capital Expenditure (Capex) sebesar Rp1,7 triliun. Bank Mandiri juga menyiapkan anggaran yang sama untuk biaya operasional atau operating expense (opex) bidang teknologi informasi.
Direktur Information Technology Bank Mandiri, Rico Usthavia Frans mengungkapkan, bahwa teknologi memiliki peran yang sangat penting, terutama di tengah pandemi. Maka dari itu, beberapa bank besar gencar melakukan investasi IT, baik melalui akuisisi maupun rilis produk digital.
“Kami menyiapkan capex dan opex untuk pengembangan IT, Bank Mandiri juga menempatkan banyak SDM yang fokus pada bidang IT. Kami mulai berpikir bahwa kita bukan hanya bank tetapi sebagai teknologi company. Kami ada 1.000 orang yang bekerja hanya untuk sisi IT saja,” jelas Rico dalam virtual conference di Jakarta.
Sementara itu, Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Hery Gunardi menjelaskan, bahwa perseroan akan terus mendorong fee based income dari transaksi nasabah terutama melalui inovasi digital banking. Terlebih tren transaksi melalui channel digital meningkat signifikan selama pandemi.
Sebagai informasi, pada kuartal I-2020, nilai transaksi Mandiri Online mencapai Rp229 triliun. Selanjutnya, pada kuartal II-2020, nilai transaksi Mandiri Online Rp230 triliun.
Dari sisi frekuensi transaksi, pada kuartal I-2020 transaksi Mandiri Online mencapai 174 juta kali transaksi. Selanjutnya, frekuensi transaksi Mandiri Online pada kuartal II-2020 naik menjadi 200 juta kali transaksi.
Hingga kuartal II-2020, Mandiri Online telah diakses oleh 3,8 Juta pengguna, naik 50% secara tahunan. Selain itu, jumlah transaksi finansial yang dilakukan mencapai Rp264,1 juta atau tumbuh 59% yoy, sedangkan nilai transaksinya mencapai Rp459 triliun atau naik 43% yoy. (*) Evan Yulian Philaret