Jakarta – Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump menunjuk Eksekutif Industri Minyak dan Gas (migas) Chris Wright sebagai Menteri Departemen Energi.
Diketahui, Wright merupakan pendiri dan CEO Liberty Energy yang berbasis di Denver. Dia diharapkan mampu mendukung kebijakan Trump untuk meningkatkan produksi migas listrik untuk memenuhi lonjakan permintaan yang terjadi pertama kalinya dalam beberapa dekade.
Dinukil VOA Indonesia, Rabu, 20 November 2024, ditunjuknya Wright menjadi Menteri Energi lantaran sejalan dengan sikap Trump yang menentang kerja sama global dalam memerangi perubahan iklim.
Baca juga : Donald Trump Unggul Pilpres AS, IHSG Dibuka Melemah 0,11 Persen
Wright menyebut aktivis perubahan iklim sebagai pihak yang suka menakut-nakuti. Ia pernah membandingkan upaya Demokrat untuk mengatasi pemanasan global dengan komunisme ala Soviet.
“Tidak ada krisis iklim, dan kita juga tidak berada di tengah transisi energi,” kata Wright dalam sebuah video yang diunggah ke profil LinkedIn-nya pada tahun lalu.
Meski tidak memiliki pengalaman politik, namun dirinya sering menulis tentang pentingnya meningkatkan produksi bahan bakar fosil untuk membantu mengangkat masyarakat keluar dari kemiskinan.
Ia menonjol di antara para eksekutif industri migas lainnya karena gayanya yang santai. Wright kerap menggambarkan dirinya sebagai penggemar berat teknologi.
Baca juga : Reaksi Negatif Pasar Saham RI saat Donald Trump Menang Pilpres AS, Ini Buktinya
Wright menarik perhatian media pada 2019 ketika dirinya meminum cairan fracking di depan kamera untuk membuktikan bahwa cairan tersebut tidak berbahaya. Cairan tersebut adalah campuran air, pasir, dan bahan kimia yang digunakan dalam proses ekstraksi migas.
Produksi minyak Amerika mencapai level tertinggi yang pernah dicapai oleh negara mana pun di bawah pemerintahan Biden. Masih belum jelas seberapa banyak Wright dan pemerintahan yang akan datang dapat menggenjotnya..
Jika disetujui oleh Senat, Wright akan menggantikan Jennifer Granholm, sosok yang mendukung kendaraan listrik, sumber energi baru seperti tenaga panas bumi, serta energi angin, surya, dan nuklir bebas karbon. (*)
Editor: Yulian Saputra