Jakarta– Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengaku terus mewaspadai dan memonitor pelemahan rupiah yang terjadi beberapa Minggu terakhir. Pada hari ini saja nilai tukar rupiah masih bertengger pada level Rp15.186 per Dollar Amerika Serikat (AS).
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Suahasil Nazara menyebut, pelemahan rupiah bisa berdampak besar terhadap anggaran belanja negara dan penerimaan negara.
“Kami tentu memonitor rupiah karena berdampak kepada anggaran, tapi dampak ke anggaran terus dilihat oleh kementerian dari waktu ke waktu. Setiap kali rupiah melemah, penerimaan tentu meningkat dan belanja juga meningkat,” jelas Suahasil di kompleks Jakarta, Kamis 4 Oktober 2018.
Namun Suahasil menyebut dampak tersebut masih dapat diantisipasi dan dikelola oleh pemerintah. Tak hanya itu, Suhasil menyebut pelemahan rupiah tidak hanya mempengaruhi anggaran, tapi keseluruhan fundamental ekonomi.
“Ada dampak ke ekspor, biasanya secara teori, setiap kali rupiah melemah, ekspor akan mendapat peningkatan daya saing, tapi di saat yang bersamaan impor akan lebih mahal” tambah Suahasil.
Sebagai informasi, pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sepertinya masih bertengger dilevel Rp15.000 per dolar AS. Bahkan, laju rupiah semakin tertekan pada perdagangan hari ini (4/10) yang dibuka melemah 45 poin atau 0,30 persen ke level Rp15.186 per dolar AS.(*)
Jakarta - Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.00 WIB (6/11) Indeks Harga Saham Gabungan… Read More
Jakarta - MNC Sekuritas melihat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara teknikal pada hari… Read More
Jakarta - Presiden Prabowo Subianto resmi menandatangani Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 47 Tahun 2024 tentang… Read More
Suasana saat konferensi pers saat peluncuran Asuransi Mandiri Masa Depan Sejahtera di Jakarta. Presiden Direktur… Read More
Jakarta - PT. Bank Pembangunan Daerah (BPD) Nusa Tenggara Timur (Bank NTT) resmi menandatangani nota… Read More
Jakarta – Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2024 tercatat sebesar 4,95 persen, sedikit melambat dibandingkan kuartal… Read More