Jakarta – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini diperkirakan masih akan melanjutkan pelemahan. Pergerakan dolar AS yang masih bertahan di zona hijaunya itu sejalan dengan adanya beberapa sentimen yang mendorong penguatan dolar.
Analis PT Samuel Sekuritas Indonesia, Ahmad Mikail dalam risetnya di Jakarta, Selasa, 19 Desember 2017 mengatakan, penguatan dolar index terjadi setelah Bank Sentral Eropa (ECB) yang tidak merubah stance kebijakan moneternya serta mempertahankan program quantitative easing.
“Penguatan dolar Index juga dibantu dengan berlanjutnya stimulus moneter oleh Bank of Japan (BOJ),” ujarnya.
Dari faktor dalam negeri, lanjut dia, surplus neraca perdagangan yang mengalami penurunan serta kenaikan tingkat suku bunga Fed Fund rate diperkirakan masih akan menekan rupiah. Minimnya sentimen positif dari dalam negeri kemungkinan juga masih jadi faktor pendorong pelemahan rupiah.
“Kemungkinan rupiah diperdagangkan di rentang Rp13,575 per US$ – Rp13,600 per US$,” ucapnya. (*)
Jakarta - Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Didik J. Rachbini… Read More
Jakarta - PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) telah mencatatkan capaian positif yang ditandai dengan… Read More
Jakarta - Pemerintah resmi menaikkan pajak pertambahan nilai (PPN) dari 11 persen menjadi 12 persen.… Read More
Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini (27/12) ditutup melanjutkan pelemahannya ke… Read More
Jakarta – Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) menjatuhkan hukuman 15 tahun penjara kepada crazy rich asal… Read More
Jakarta - PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI mencatat kenaikan signifikan dari pengguna LRT… Read More