Jakarta – Rupiah diperkirakan akan melanjutkan pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) seiring penguatan dolar yang dipicu oleh data pengangguran AS yang meningkat serta sikap The Fed yang belum akan memangkas suku bunga dalam waktu dekat.
Berdasarkan data Bloomberg pada Kamis, 14 November 2024, pukul 09.02 WIB, rupiah berada di level Rp15.938 per dolar AS, melemah 0,48 persen dibandingkan hari sebelumnya.
Analis Pasar Mata Uang, Lukman Leong, menjelaskan bahwa dolar AS masih cenderung menguat setelah laporan pengangguran AS yang lebih rendah dari perkiraan.
“Rupiah diperkirakan akan kembali melemah terhadap dolar AS yang melanjutkan penguatan setelah data klaim pengangguran AS yang lebih kuat dari perkiraan,” ujar Lukman saat dihubungi Infobanknews, Jumat, 15 November 2024.
Baca juga: PPATK Blokir Rekening Ivan Sugianto, Pengusaha yang Viral karena Intimidasi Siswa
Penguatan dolar AS juga didukung oleh sikap agresif Gubernur Federal Reserve Jerome Powell yang menyatakan bahwa tidak ada urgensi untuk menurunkan suku bunga acuan mengingat ekonomi AS masih sangat kuat, bahkan terkuat di antara negara-negara maju lainnya.
“Dolar AS juga didukung oleh pernyataan hawkish Powell yang mengatakan bahwa suku bunga tidak perlu buru-buru diturunkan mengingat ekonomi AS masih sangat kuat dan terkuat di antara negara ekonomi maju,” jelasnya.
Selain faktor eksternal tersebut, investor juga menantikan rilis data neraca perdagangan Indonesia yang akan diumumkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini.
Lukman memperkirakan rupiah akan bergerak dalam kisaran Rp15.850-Rp16.000 per dolar AS. (*)
Editor: Yulian Saputra